Martinus Soesilo mungkin merupakan sosok yang tak terlena dengan kenyamanan. Awal karirnya dgembleng oleh sang ayah mengelola bisnis tambak, PT Panca Mitra Multiperdana. Tahun 2009 ia ditunjuk sang ayah untuk menjalankan pegolahan udang di Tarakan, Kalimantan Timur selama 3 tahun.
Ditahun 2012 ia dipindah ke pabrik udang Situbondo, Jawa Timur. Tiga tahun setelahnya, ia ditunjuk memimpin seluruh unit usaha tersebut. PT Panca Mitra Multiperdana pun berkembang pesat hingga kini menjadi perusahaan pengolah sekaligus eksportir udang terbesar di Indonesia dengan pasar utama Amerika dan Jepang.
Sibuk menjalankan usaha dan menangguk dollar bukan berarti Martinus mengabaikan perencanaan keuangan bagi masa depan keluarga. Ia paham bahwa semua bisnis mengandung resiko. Untuk itu Martinus juga rutin menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan dan investasi.
Dari sekian pilihan investasi resmi yang ada, ia memutuskan untuk berinvestasi reksadana. Alasannya sederhana. Dengan reksadana ia tidak perlu pusing memikirkan dimana dan bagaimana menempatkan investasinya. Biarlah fund manager (perusahaan pengelola reksadana) yang mengelolanya.

Salah satu proses pengolahan udang di PT Panca Mitra Multiperdana, Situbondo.
Martin memilih reksadana sebagai tabungan investasi jangka panjang. Dana yang diinvestasikannya tidak diutak atik. Pria kelahiran tahun 1983 dan bergelar master perdagangan internasional ini mempercayakan pengelolaan reksadana atas nama istrinya.
Dalam pemilihan produk reksadana, Martin termasuk orang yang berhati-hati. Dari beberapa pilihan kategori reksadana, ia memilih reksadana dengan resiko dan imbal hasil yang moderat. Potensi keuntungan tak terlalu tinggi, tetapi resiko juga masih bisa diminimalkan.
Untuk saat ini Martin memutuskan belum berinvestasi di saham. Menurutnya investasi saham menuntut waktu lebih untuk menganalisa, sementara ia sendiri masih sibuk degan urusan bisnis.
Lalu bagaimana dengan investasi unitlink yang banyak ditawarkan perusahaan asuransi?
“Saya benci itu unitlink karena pihak bank ambil untungnya banyak di unitlink,” kata pengusaha berputra dua ini kepada Kontan. Ia kurang setuju dengan banyaknya biaya-biaya dalam unitlink sehingga pertumbuhannya tergolong lambat. Ia paham benar tentang reksadana dan unitlink berkat pengalaman kerja sebelumnya di bank.
Meskipun demikian pertahanan Martinus luluh juga. Bujukan teman kerjanya di bank dulu membuat ia memutuskan untuk menginvestasikan penghasilannya di unitlink juga. Investasi ini pun tetap atas nama sang istri.
Lalu bagaimana ia menentukan fund manager untuk mengelola investasi reksadananya? Pilihannya jatuh pada sebuah fund manager asing. Menurutnya, imbal hasil reksdana kelolaan fund manager tersebut cenderung stabil.
Lalu bagaimana dengan Anda? Apa pilihan investasi Anda?
(Dari berbagai sumber. Gambar: Warta Ekonomi)
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..