Resiko Investasi

Investasi merupakan cara yang dilakukan untuk meningkatkan nilai uang atau aset yang dimiliki. Dengan berinvestasi, seorang investor mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Tidak ada investor yang berharap mengalami kerugian. Namun demikian perlu dipahami bahwa setiap pilihan investasi tetap mengandung resiko. Tidak selamanya rencana investasi berjalan sesuai rencana.

Demikian juga perlu dicatat bahwa peluang investasi yang terdengar terlalu manis, dan seakan tanpa resiko justru harus diwaspadai.

Meskipun memiliki resiko, berinvestasi tetap harus dilakukan untuk bisa membiakkan aset yang dimiliki dan merencanakan kehidupan masa depan. Mengenal resiko investasi akan membuat kita lebih waspada dan cermat dalam memilih dan menimbang berbagai pilihan yang ada supaya dapat terhindar dari kerugian.

Lalu apa saja resiko dalam berinvestasi?

Resiko Likuiditas.

Investasi yang likuid artinya investasi tersebut mudah dicairkan menjadi uang tunai atau kas di bank. Resiko ini penting dipertimbangkan jika Anda sebagai investor kemungkinan ingin mencairkan investasi dengan cepat. Investasi seperti saham, reksadana, dan deposito tergolong memiliki resiko likuiditas rendah karena mudah dicairkan.

Sementara pilihan investasi seperti properti memiliki resiko likuiditas lebih tinggi karena rumah atau properti tidak selalu mudah dijual bila Anda membutuhkan dana cepat.

Resiko Volatilitas

Resiko ini berkaitan dengan perubahan harga atau nilai investasi. Pilihan investasi (berbasis) saham memiliki pergerakan harga yang cukup cepat, bahkan dalam hitungan menit sekalipun seorang bisa untung ataupun rugi yang cukup besar. Berbeda dengan investasi reksadana yang tidak terlalu aktif perubahan harganya atau investasi berbasis hutang yang cenderung tidak berubah.

Resiko Suku Bunga

Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) secara rutin menetapkan tingkat suku bunga yang menjadi acuan perbankan dalam menetapkan suku bunga, termasuk suku bunga deposito. Bila BI menetapkan suku bunga sebesar 4,75%, maka pilihan investasi di deposito sepertinya tidak terlalu menarik, apalagi bunga deposito masih dikenai pajak 20%. Bila suku bunga tidak terlalu baik, pertimbangkan untuk memilih jenis investasi lain yang berpotensi memberi hasil lebih tinggi.

Resiko Inflasi

Inflasi merupakan gambaran rata-rata kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode tertentu. Kenaikan harga sekaligus menunjukkan penurunan nilai uang (Baca: Inflasi, si Perampok Siluman). Karena itu, inflasi sebaiknya menjadi salah satu rujukan dalam menentukan jenis investasi. Pastikan investasi yang Anda pilih berpeluang memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi.

Resiko Gagal Bayar

Resiko ini umumnya ditemukan pada investasi dalam usaha atau bisnis tertentu. Karena itu Anda sebagai pemilik modal harus berhati-hati benar bila  ditawari peluang kerjasama bisnis. Teliti secara mendalam, dan jika perlu mintalah pendapat dari pihak yang Anda pandang kompeten.

Resiko Penipuan

Kebanyakan penipuan investasi yang terjadi dan marak diberitakan belakangan ini sebetulnya bukanlah investasi atau bisnis dalam arti sebenarnya. Yang terjadi adalah masyarakat tidak meluangkan waktu untuk mempelajari informasi bisnis / investasi yang ditawarkan. Janji-janji keuntungan yang menggiurkan dan resiko yang sepertinya tidak ada, membuat banyak orang terpedaya.

Sekali lagi, setiap pilihan investasi selalu ada resikonya. Bila terdengar terlalu muluk, bisa jadi tawaran itu adalah bisnis / investasi yang sangat beresiko. Lebih baik alihkan investasi Anda ke pilihan investasi yang lebih aman dan resmi.