Strategi Investasi Reksadana: Lump Sum atau Berkala?

reksadana_strategi_investasiStrategi berivestasi merupakan salah satu cara meminimalkan resiko sekaligus memperbesar potensi income atau return. Demikian juga dengan investasi reksadana yang kini semakin diminati masyarakat karena gencarnya langkah-langkah edukasi yang dilakukan pemerintah belakangan ini. Nah, saat berinvestasi reksadana, manakah yang terbaik: menyetor sekaligus (lump sum) atau dicicil secara berkala?

Investasi lump sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.

Info awal reksadana dapat dibaca di: Mengenal Investasi Reksadana.

Pilihan strategi ini efektif memberikan hasil investasi yang baik jika dilakukan dengan timing yang tepat, yaitu saat harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun pada posisi terendah (bottom) sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah. Karena sedang turun, secara logika investasi akan naik kembali (swing) lagi ke posisi sebelumnya bahkan lebih tinggi sehingga memberi hasil yang lebih maksimal.

Akan tetapi posisi terendah tidak selalu dapat diprediksi dengan baik. Selain itu, investasi dengan model lump sum memerlukan modal yang cukup besar sehingga bisa menyulitkan sebagian calon investor, terutama yang memiliki alokasi investasi pas-pasan.

Lalu bagaimana dengan metode investasi berkala?

Investasi berkala sering juga diistilahkan Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu strategi investasi yang dilakukan dengan cara membeli produk investasi secara teratur (berkala), dan sebaiknya dalam jangka panjang untuk memberi potensi hasil yang signifikan. Karena dilakukan secara teratur tanpa memperdulikan timing apakah pasar sedang naik atau turun, maka investor berkesempatan memperoleh harga rata-rata (average).

Tidak jarang, banyak manajer investasi yang merekomenadasikan strategi investasi berkala ini karena memiliki kelebihan antara lain:

  • Lebih praktis. Investor tidak perlu repot menganalisa timing, resiko, potensi keuntungan dan sebagainya. Apalagi bila dilakukan secara autodebet melalui rekening bank atau kartu kredit, akan sangat memudahkan menumpuk investasi tanpa repot.
  • Investasi lebih terjangkau karena bisa dilakukan dengan nominal kecil, sehingga dapat menjadi pilihan bagi investor pemula atau mereka yang tidak bisa menyisihkan penghasilan lebih banyak untuk investasi.
  • Nilai investasi tidak terlalu fluktuatif karena resiko telah diredam menjadi lebih terkontrol melalui strategi pembelian produk secara berkala.

Supaya lebih efektif, sebaiknya strategi investasi berkala dilakukan melalui fasilitas auto debet. Manajer investasi umumnya telah bekerjasama dengan bank untuk memudahkan nasabah ‘menyetel’ auto debet rekeningnya. Dengan demikian, secara otomatis, bank akan menyetor sejumlah uang yang telah ditebtukan besarnya ke dalam pundi-pundi investasi nasabah.

Jangan lupa: Cara Membeli Reksadana

Bagaimana kalau dikombinasi?

Kedua teknik ini tentu saja dapat dikombinasi untuk hasil yang maksimal. Saat pasar sedang turun, kira-kira di posisi bottom, belilah sejumlah besar produk investasi sesuai kemampuan Anda. Lalu secara teratur lakukan investasi berkala. Pada titik-titik tertentu dimana harga pasar investasi sedang turun, tambahkanlah investasi Anda dengan membeli sejumlah produk investasi. Niscaya, Anda akan menikmati hasil investasi yang lebih maksimal.

Selamat berinvestasi.

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..