Kamu Termasuk Generasi Sandwich?

Mengenal Sandwich Generation, Apakah Kamu Salah Satunya? | Xdana

Apa itu Generasi Sandwich? Ini tidak ada kaitannya dengan makanan populer, roti berlapis sayur dan daging. Generasi sandwich (sandwich generation) adalah istilah populer bagi kelompok masyarakat yang terjepit antara biaya kebutuhannya menghidupi anak-anaknya, sekaligus juga menanggung kehidupan orang lain seperti orang tuanya atau kerabat lainnya. [Read more…]

5 Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan Para Millenials

Jalan menuju kemandirian finansial bisa sangat sulit untuk dicapai banyak orang, terutama para millennials. Para pelaku dan ahli keuangan sepakat bahwa banyak dari millennials yang terperangkap dengan ilusi menunggu “waktu yang tepat” untuk memulai menabung dan merencanakan keuangan yang lebih baik. Padahal “waktu yang tepat” adalah secepat mungkin. Jika kita tidak memulai untuk menabung, maka kita perlu untuk mengidentifikasi kebiasaan buruk finansial kita dan segera memperbaikinya. [Read more…]

Era Millenial, Masih Perlukah Menabung?

Dimasa lalu, menabung diidentikkan sebagai jalan menuju kaya. Seiring perjalanan waktu, pemahaman masyarakat semakin tercerahkan bahwa menabung tidaklah akan mendatangkan kesejahteraan yang didambakan. Persoalannya sederhana saja: Bunga bank sangat kecil dibandingkan dengan kenaikan harga umum (inflasi). Belum lagi sejumlah biaya adminsitrasi yang dikenakan bank, semakin menggerus jumlah dan nilai tabungan. Lalu, masih perlukah menabung? [Read more…]

Saldo Uang 200 Juta di Bank? Awas Dimakan Rayap!!

Pemerintah baru saja mengeluarkan Perppu Nomer 1 Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan; yang memungkinkan institusi perpajakan mengklarifikasi data rekening nasabah pemilik rekening. Namun tidak semua rekening menjadi incaran Ditjen Pajak, melainkan hanya yang bersaldo minimal Rp200 juta ke atas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dari 200 juta jumlah rekening di Indonesia, hanya  2,3 juta rekening yang memiliki saldo minimal Rp 200 juta atau hanya sekitar 1,14% dari total rekening yang ada di Indonesia.

Kewenangan Ditjen Pajak memantau nasabah kakap pun hanyalah untuk memastikan bahwa semua isi rekening tersebut diperoleh dari hasil yang telah dipotong pajak sesuai ketentuan perpajakan Indonesia. Karenanya Menteri Keuangan menghimbau agar masyarakat tidak perlu kuatir yang berlebihan. Apalagi saldo batas ini kemudian diralat menjadi Rp1 milliar yang menyasar sekitar 496.000 rekening.

Nah, keberadaan sejumlah besar rekening bersaldo ratusan juta bahkan miliaran merupakan fenomena tersendiri.  Data Lembaga Penjamin Simpanan menunjukkan telah ada 64.555 rekening bersaldo di atas Rp 5 milyar per Januari 2014 dengan total tabungan mencapai Rp1.529 trilyun! Wow…

Ngomong-ngomong soal saldo, besar di bank bisa jadi disebabkan karena masyarakat Indonesia masih tergolong masyarakat menabung. Akibatnya bila ada dana menganggur, biasanya disimpan di bank dengan harapan dapat berkembang.

Nah, jika kamu adalah pemilik rekening bersaldo besar tersebut, jangan lupa bahwa tabungan besar di bank terancam oleh rayap tak terlihat yang bernama inflasi. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa inflasi adalah rata-rata kenaikan harga barang dan jasa selama setahun. Dari sisi lain, kenaikan harga ini mencerminkan penurunan nilai uang.

Dalam 10 tahun terakhir inflasi Indonesia rata-rata 6% per tahun. Artinya, nilai uang kita sebetulnya mengalami penurunan nilai 6% per tahunnya dalam 10 tahun terakhir.

Tapi kan saya menabung di bank, dapat bunga. Jadi nilai uang saya naik dong…?

Yess, benar sekali. Tabungan memberikan bunga. Supaya uang dapat dikatakan berkembang, kenaikannya paling tidak harus lebih besar dari inflasi. Jadi bunga tabungan minimal 6% per tahun.

Akan tetapi bunga tabungan tidaklah sebesar itu. Sebagai contoh data bunga tabungan dari salah satu bank BUMN per Juni 2017 adalah berikut:

  • 0 s/d < Rp. 500.000 : 0 %
  • Rp 500.000 – Rp 5.000.000 : 1 %
  • > Rp 5.000.000 – Rp 50.000.000 : 1 %
  • > Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000 : 1.25 %
  • > Rp 100.000.000 – Rp 1.000.000.000 : 1.50 %
  • > Rp 1.000.000.000 : 2.25 %

Dari data di atas terlihat bahwa duit di bank sampai saldo milyaran pun belum tentu mendapatkan bunga yang menyamai inflasi. Dan perlu dicatat juga bahwa bunga bank yang diperoleh, masih dipotong pajak 25! Slogan rajin menabung pangkal kaya jelas tidak tepat lagi.

Lalu bagaimana supaya uang bisa berkembang melebihi inflasi?

Tidak ada jalan lain. Anda harus mulai belajar berinvestasi dengan berbagai pilihan investasi legal yang baik agar uang berpotensi meningkat. Dengan memilih investasi yang tepat ditunjang kemauan belajar, Anda dapat membiakkan uang yang telah ada dan menghasilkan aset yang lebih besar.

Dalam hal ini, fungsi bank adalah sebagai tempat menyimpan dana darurat atau uang hasil investasi / bisnis yang selanjutnya akan ditanamkan lagi dalam investasi lainnya atau digunakan untuk keperluan jangka pendek lainnya.

Sikapi uang dengan benar, selamat berinvestasi!

 

Menyiapkan Rencana Pendidikan: Tabungan Pendidikan, Asuransi Pendidikan, atau Reksa Dana?

asuransi_pendidikan_terbaikSelama ini, salah satu instrumen yang sering digunakan dalam mempersiapkan rencana pendidikan anak adalah melalui asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan. Tahukah anda, bahwa persiapan rencana pendidikan anak juga dapat dilakukan melalui investasi reksa dana? [Read more…]

Perbedaan Cara Si Kaya dan Si Miskin Memperlakukan Uang

tabungan-rencana-pendidikan-asuransiMengapa orang tetap miskin, tambah kaya, atau bergaji tinggi tetapi selalu kekurangan uang? Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh cara memperlakukan uang dan penghasilan. Para ahli meneliti dan menyimpulkan setidaknya ada 3 cara berbeda yang dilakukan orang terhadap uangnya. Jadi ini bukan soal besar kecilnya pendapatan, tetapi tentang bagaimana menyikapi penghasilan seberapapun jumlahnya. Kok bisa? [Read more…]

SIMPEL, Ajarkan Anak Kelola Keuangan Sejak Dini

OJK_Simpel_Mengajarkan perencanaan keuangan kepada anak bisa jadi gampang-gampang susah. Terlebih jika orang tua sendiri tidak memiliki keinginan untuk mengajarkannya. Namun jangan kuatir, kini ada SIMPEL salah satu produk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru saja diluncurkan. [Read more…]

Rupiah Anjlok, Biasa aja kali !

Penurunan nilai Rupiah yang terjadi belakangan ini mengundang kekuatiran akan terulangnya krisis ekonomi tahun 1998 yang merontokkan ekonomi Indonesia sehingga membawa dampak yang masih bisa dirasakan hingga kini. Banyak analisa yang bermunculan seolah Indonesi asudah diambang krisis sehingga perlu dilakukan langkah-langkah ekstrim, masyarakat perlu waspada dan sebagainya. Apa iya memang demikian? [Read more…]

Tabunganku: Tabungan Rakyat, Tanpa Biaya Adminsitrasi

Gambar: Antarafoto

Gambar: Antarafoto

Bu Ijah, 42, sehari-harinya bekerja sebagai tukang cuci paruh waktu di kompleks perumahan yang berdekatan dengan tempat tinggalnya di pinggiran Jakarta Barat. Beberapa majikannya berkeinginan membayar gaji melalui rekening bank. Tetapi Bu Ijah telah menutup rekening yang dulu dibukanya di sebuah bank nasional. Alasannya terlalu banyak potongan dan biaya yang [Read more…]

Duit Menganggur di Indonesia Masih Tinggi

Menabung_investasi_Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) -sebagaimana dilaporkan majalah Investor- menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2013 terdapat lebih 2,73 juta penduduk Indonesia yang memiliki saldo tabungan di atas Rp100 juta, yang didiamkan di [Read more…]