Perbedaan Cara Si Kaya dan Si Miskin Memperlakukan Uang

tabungan-rencana-pendidikan-asuransiMengapa orang tetap miskin, tambah kaya, atau bergaji tinggi tetapi selalu kekurangan uang? Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh cara memperlakukan uang dan penghasilan. Para ahli meneliti dan menyimpulkan setidaknya ada 3 cara berbeda yang dilakukan orang terhadap uangnya. Jadi ini bukan soal besar kecilnya pendapatan, tetapi tentang bagaimana menyikapi penghasilan seberapapun jumlahnya. Kok bisa?

Umumnya semua orang berusaha mendapatkan penghasilan. Pada kelompok pertama, mereka bekerja atau berusaha sekeras mungkin, sama dengan yang lain. Tetapi saat mendapatkan penghasilan mereka segera menghabiskannya.

Mereka yang dikategori ini tidak pernah bisa menabung. Akibatnya penghasilan seolah tidak pernah cukup, dan selalu mengeluh kekurangan uang, gaji tidak pernah naik dan sebagainya. Kehidupannya pun pas-pasan, saja meski mereka telah bekerja keras dalam hidup.

Kelompok kedua juga bekerja, bisa saja lebih keras dari sebagian besar orang lainnya. Namun saat menerima penghasilan, kelompok ini mereka segera membelanjakan sebagian besar uangnya, dan sedikit sisanya ditabung. Mereka biasanya sudah memiliki target-target barang atau jasa yang ingin dibeli.

Sayangnya, keinginan dan minat belanja mereka juga berkembang dan meningkat. Mereka mudah tergoda dengan gadget keluaran baru, rumah yang lebih besar, atau kendaraan lebih mewah. Jadi saat penghasilan menjadi lebih tinggi, mereka mengalokasikannya untuk membeli barang-barang tadi. Bila ada sisanya, barulah ditabung.

Sebagaimana dapat diduga, posisi keuangan kelompok ini tidak lebih baik. Pekerjaan merupakan satu-satunya penghasilan. Tabungannya tidak bertambah signifikan dan mereka umumnya tidak siap menghadapi keadaan tak terduga. PHK atau sakit berat, misalnya bisa menjadi pertanda kiamat karena mereka tidak punya dana darurat untuk menopang dalam kondisi susah.

Akibatnya kesejahteran kelompok ini sangat mudah tergerus.

Kelompok ketiga adalah mereka yang mempersiapkan diri memasuki kemakmuran. Jika mereka saat ini berada dalam kondisi kaya, bisa jadi mereka juga dari masyarakat miskin tetapi perilaku mereka terhadap uang memang sedikit berbeda. Apa bedanya dengan dua kelompok sebelumnya?

Kelompok ketiga setidaknya memahami pentingnya merencanakan keuangan dengan baik. Saat menerima penghasilan, berapapun jumlahnya, mereka akan segera menyisihkannya untuk tabungan dan bahkan asuransi. Sisanya, barulah diatur untuk belanja dan keperluan rutin lainnya. Kelompok ini tidak mudah tergoda untuk mengganti gadget atau membeli rumah baru atau mobil lebih mewah.

Disaat mereka mengalami PHK atau sakit berat, ada dana darurat berupa tabungan yang tersedia ataukah asuransi untuk membayar RS.

Selain itu, dengan bertambahnya tabungan, mereka akan mengalihkannya ke porsi investasi seperti saham, reksadana, ataukah properti yang bisa menghasilkan. Sstt…bahkan ada yang memahami bahwa dengan duit ratusan ribu mereka suda bisa berinvestasi reksadana dan saham. Jadi mereka telah berinvestasi sejak awal bekerja atau menghasilkan uang.

Seiring perjalanan waktu, aset investasi mereka bertambah. Mereka menerima penghasilan deviden, menikmati kenaikan nilai saham/reksadana, atau menerima hasil sewa dari properti. Penghasilan ini merupakan penghasilan pasif yang terus ada walaupun mereka tidak bekerja lagi.

Akibatnya bisa ditebak. Kelompok ketiga akan menuju masa depan yang makmur. Tidak heran bila mereka suatu saat akan menjadi orang kaya dengan pondasi keuangan yang baik.

Jadi, penghasilan bisa saja sama, tetapi cara memperlakukan uang bisa sangatlah berbeda. Akibatnya masa depanpun berbeda. Pada kelompok manakah Anda?

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: