Cara Jitu Meningkatkan Brand Bisnismu di Social Media

Media sosial merupakan tempat target pasar kita sehari-hari berada. Penetrasi pengguna media sosial di indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mengutip data yang dirilis oleh Hootsuite, presentase pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 56% dari total populasi, atau kurang lebih sejumlah 150 juta pengguna. Potensi untuk viral di ranah pasar Indonesia sangatlah terbuka lebar. Viral marketing merupakan suatu strategi yang mampu menghasilkan ketertarikan dan potensi penjualan untuk produk, melalui pesan yang tersebar secara masif seperti virus—menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain.

Karena sifat dari viral marketing didasarkan pada kecepatannya dan kemudahaannya untuk dibagikan ke orang lain, media sosial merupakan habitat yang natural bagi viral marketing. Sudah banyak contoh konten dari berbagai macam brand yang menjadi viral belakangan ini.

Kita semua masih ingat betapa iklan Ramayana dalam campaign #kerenlahirbatin menyihir kita semua di tahun 2018. Iklan-iklan asuransi dari Thailand juga tidak kalah membuat kita terharu dengan pesan yang mereka sampaikan—bahkan pada awalnya kita mengira kalau video pendek tersebut bukanlah iklan.

Marketing campaign yang menjadi viral merupakan impian setiap marketer. Itulah mengapa setiap marketer berusaha dengan berbagai cara membuat marketing campaign yang berpotensi menjadi viral. Selain meningkatkan brand awareness, tentunya campaign yang menjadi viral dapat meningkatkan presentase konversi penjualan menjadi setinggi langit.

Selain itu, kita sebagai marketer tentunya mengetahui bahwa sesuatu yang viral memiliki pisau bermata dua. Kita tidak bisa melupakan bahwa dalam menjalankan sebuah campaign, sebagian besar kontrol akan jatuh ke tangan users atau netizen. Bahkan, terdapat kemungkinan bahwa pesan kita akan disalahgunakan dan merugikan perusahaan kita. Sebaliknya, campaign viral yang sukses tentunya mendatangkan keajaiban bagi brand kita.

Namun, permasalahannya tentu ada pada kenyataan bahwa membuat campaign yang berpotensi viral tidaklah mudah. Tidak ada rumus pasti atau formula pakem yang menjamin campaign yang kita buat menjadi viral. Faktanya hampir mustahil memprediksi dengan tepat mana campaign yang akan viral dan mana yang akan gagal.

Bagaimana pun, jika kita melihat kembali ke campaign yang menjadi viral, kita akan menyadari adanya benang merah di antaranya. Marketer yang menginginkan reach audiens yang lebih besar lagi seharusnya memperhatikan beberapa hal di bawah ini:

1. Memahami target audiens

Dalam konteks marketing, hal ini biasa dikenal dengan istilah ‘buyer persona’. Sebelum memasarkan sebuah produk, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang akan menggunakan produk kita. Memahami target audiens merupakan keharusan jika ingin produk kita menjadi viral. Sebagaimana Tokopedia dalam campaign #MulaiAjaDulu. Dapat dilihat bahwa mereka paham target audiens yang akan ‘termakan’ campaign tersebut adalah para pelaku UMKM yang belum memulai usahanya atau yang baru saja memulai usahanya. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa campaign yang diusung oleh Tokopedia tergolong berhasil.

2. Memiliki visual yang kuat

Di era serba digital kini, konten yang bagus tanpa didukung visual yang memadai tidak akan menarik minat audiens. Bahkan, bisa jadi campaign yang kita jalankan menjadi bahan ‘bully-an’ netizen karena visualisasinya jelek atau tidak pas.

Selain itu, campaign yang memiliki visual yang tepat akan membimbing konsumen potensial mengenali karakteristik brand kita.

3. Be Creative!

Bayangkan kembali marketing campaign yang menjadi viral. Apa yang membuat mereka menjadi viral? Marketing campaign tidak akan bisa menjadi viral kecuali mereka memiliki keunikan, serta ide inovatif yang belum pernah ada sebelumnya. Campaign yang akan kita jalankan haruslah sesuatu yang baru dan kreatif, tentunya.

Kita semua pastinya masih ingat dengan campaign yang dilakukan oleh Shopee yang berjudul “Goyang Shopee”. Campaign tersebut bisa sukses dengan menggunakan strategi gamification pada campaign mereka. Singkatnya, Shopee berhasil memasukkan unsur-unsur dalam game ke dalam campaign mereka. Sehingga membuat customer merasakan keseruan dalam memainkan campaign “Goyang Shopee” tersebut.

6. Menyentuh sisi emosional audiens

Masih ingat dengan iklan ramayana “ibu magic jar”? Siapa yang tidak tahu dengan iklan satu ini. Iklan tersebut membuat kita merasa terhibur, kesal, sampai tertawa hingga terbahak- bahak. Campaign ini yang menjadi viral disebabkan oleh emosi yang disampaikan ‘relate’ dengan audiens mereka. Kita harus membuat audiens kita merasakan ‘sesuatu’, atau mereka tidak akan membagikan konten kita sama sekali.

5. Mudah dibagikan

Kita layak berterima kasih pada internet dan sosial media. Karena kehadiran keduanya, kita mampu memproduksi konten atau campign yang bisa diakses oleh populasi yang besar dengan harga yang terjangkau.

Bandingkan dengan marketing zaman dahulu yang harus melalui TV atau harus menyewa billboard untuk menjangkau audiens yang lebih luas lagi.

Intinya adalah kemudahan dalam berbagi di sosial media, maupun di platform lainnya sangat menentukan campaign bisa menjadi viral atau tidak.

Baca juga: 5 Langkah membuat website bisnis

6. Di-publish di waktu yang tepat

Yang terakhir, kita sebagai marketer perlu untuk melihat kembali apakah konten yang akan kita publish sesuai dengan konteks yang ramai sekarang?

Berbicara konteks waktu, biasanya marketer akan melihat hari-hari besar—seperti bulan Ramadhan maupun perayaan natal dan tahun baru—untuk disesuaikan dengan campaign yang akan mereka jalankan. Tak hanya hari besar saja, kita juga bisa melihat dari trend yang sedang ramai diperbincangkan orang. Misalkan, kita semua tau bagaiamana “Om telolet om” pernah merajai timeline media sosial saat itu. Bagaimana pun, kita harus menunggu dan melihat apakah orang-orang akan merasa terkait dengan konten kita atau tidak. Dengan begitu, kemungkinan untuk menjadi viral menjadi tinggi.

Sekali lagi, tidak ada rumus yang pasti untuk menjadi viral. Maka, A/B testing diperlukan untuk menguji strategi mana yang tepat bagi brand kita. Namun pastinya juga harus ada dukungan dari kualitas produk kita. Tak lupa juga bagaimana kita memberikan pelayanan kepada konsumen. Dengan begitu brand kita akan dikenal oleh publik dan mendapatkan reputasi yang baik di masyarakat.

 

Comments

  1. Muhamad Hasan Bahtiar says:

    Mantap, salam ya gan https://www.cilacap.info

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: