Bea Cukai selama ini memang dikenal sebagai instansi yang minim publikasi. Kalaupun ada, biasanya terkait penangkapan penyelundup narkoba atau penegahan penyelundupan di laut. Nah, siang tadi Direktur Executive CITA (Center for Indonesian Taxation Analysis), Yustinus Prastowo membeberkan banyak fakta mengejutkan tentang Bea Cukai yang selama ini tidak banyak diungkap di media.
Yustinus melalui akun twitter-nya @Prastow mengakui bahwa tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang berkedudukan dibawah Kementerian Keuangan, cukup spesifik, berat, menantang, namun jarang dipublikasikan.
Ia merinci tugas utama Bea Cukai yaitu 1. memfasilitasi perdagangan dan industri (trade facilitator), 2. menjaga perbatasan,mencegah penyelundupan/illegal trade (border inspector), 3. optimalisasi penerimaan negara (revenue collector).
Berbicara tentang fungsi ketiga yaitu soal mengumpulkan penerimaan negara, selama tahun 2015 Bea Cukai diberi target untuk mengumpulkan setidaknya Rp195 Triliun yang terdiri atas Bea Masuk Rp37,2 Triliun, Cukai Rp145,7 Triliun, dan Bea Keluar Rp12,1 Triliun. Angka inilah yang selalu muncul sebagai target Bea Cukai dalam APBN. Yustinus mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir realisasi DJBC juga terus naik, dari Rp131 T (2011), Rp144 T (2012), Rp155 T (2013), Rp162 T (2014), dan Rp180 T (2015).

Total realisasi penerimaan negara yang dikumpulkan Bea Cukai 2011 – 2015.
Namun Yustinus mengungkapkan bahwa ternyata Bea Cukai pulalah yang memungut sejumlah penerimaan negara dalam bentuk aneka pajak antara lain pajak dalam rangka impor/PDRI (seperti PPN, PPh 22, PPnBM dll) dan PPN rokok sebesar Rp193,6 Triliun. Untuk pemda, Bea Cukai juga membantu memungut setidaknya Rp13,9 Triliun di tahun 2015. Hanya saja, angka-angka ini selalu terselip sebagai penerimaan perpajakan di Ditjen Pajak.
Dengan demikian Bea Cukai sebetulnya berkontribusi signifikan memfasilitasi terkumpulnya penerimaan negara sebesar Rp387,9 Triliun atau lebih dari 30,3% dari pendapatan perpajakan 2015.
Dalam hal penerimaan negara, peran signifikan inilah yang menjadi dasar pertimbangan untuk menggabungkan DJBC, Ditjen Pajak, dan unit pengumpul PNBP SDA.

Total penerimaan negara sebenarnya yang dikumpulkan Bea Cukai selama tahun 2015.
Strategi Bea Cukai
Ditengah kelesuan ekonomi yang ditandai penurunan aktivitas impor maupun ekspor, Bea Cukai menerapkan strategi tersendiri untuk mempertahankan penerimaan negara. Dalam hal impor diterapkan intensifikasi impor melalui penelitian ulang dokumen impor dan audit kepabeanan. Hasilnya, meski devisa impor turun sampai 22,8%, penerimaan Bea Masuk hanya turun 3%.
Penerimaan Bea Keluar dari produk ekspor memang rendah karena turunnya harga CPO (Crude palm oil – minyak sawit) di tingkat dunia. Penghentian ekspor mineral mentah yang selama ini dikenai Bea Keluar, juga berkontribusi terhadap rendahnya capaian Bea Keluar.

- Membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) di sentra-sentra industri. Fasilitas ini diharapkan mampu menjaga ketersediaan bahan baku, mengurangi biaya logistik, menekan dwelling time (waktu tunggu), & menjadi pusat distribusi regional. Sebagai catatan, Bea Cukai kini menekan Customs Clearance (proses kepabeanan) menjadi 0,5 hari, dari keseluruhan angka dwelling time.
- Bersama BKPM melakukan penyederhanaan proses perijinan berupa pembebasan BM bagi investor, dan integrasi unit registrasi kepabeanan di BKPM.
- Kebijakan Self Managed Bonded Zone/Warehouse, dengan implementasi IT, aplikasi perijinan, dan kepastian pelayanan yg lbh baik bagi investor.
- Penerapan pembayaran elektronik melalui MPN G-2, penerapan Electronic Data Capture, sertifikasi Authorized Economic Operator, MITA dan penerapan ATA/CPD Carnet System utk mendukung pariwisata melalui simplifikasi prosedur pergerakan turis bawaannya, tenaga ahli, dll.
Selain itu Yustinus juga mencatat berbagai capaian Bea Cukai untuk berbenah diri dalam kerangka
Transformasi Kelambagaan, antara lain pembentukan Call Center 1500225 yang membuat Bea Cukai semakin mudah dihubungi dan menangani keluhan masyarakat. Kantor-kantor Bea Cukai juga dimodernisasi untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna jasa.
Ditengah semua capaian dan prestasi ini, Yustinus mengingatkan Bea Cukai untuk tidak berpuas diri karena tantangan 2016 juga semakin berat.


Terima kasih apresiasinya, mohon doa dan dukungan agar Bea Cukai bisa tetap berkontribusi positif terhadap pembangunan bangsa. Maju terus Bea Cukai, jayalah Indonesia
semoga bisa menular ke departemen lainnya di Indonesia… Jayalah Indonesia…
http://singindo.com/2016/01/02/pengalaman-perpanjang-passport-di-singapore/
Bea Cukai Selalu berusaha melakukan pelayanan dan memberikan kontribusi terbaik untuk negara dan bangsa Indonesia tercinta, baik dipublikasikan ataupun tidak
Benar, jgn cepat berpuas diri, tantangan kedepan pasti akan semakin berat, tp seberat apapun itu jika ditempuh dgn kesamaan langkah, tugas mulia itu akan semakin ringan dirasa, bravo bea cukai!
Semoga beacukai senantiasa bekerja lebih baik serta menjadi institusi kepabeanan terkemuka di dunia! 🙂
Terima kasih atas tulisannya….Bantu kami untuk menjadikan Bea Cukai yg lebih baik dari tahun ke tahun…..dan terus Berkarya untuk Indonesia Tercinta…..! Thnksr
salut,,
Saya sangat ingin masuk menjadi anggota keluarga DJBC. InsyaAllah semoga saya diterima 🙂