Penipuan Berkedok Kartu Kredit

telemarketing-Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang mengeluhkan banyaknya telepon penawaran beragam program asuransi dan kartu kredit melalui telepon. Sepertinya data-data yang diisikan dalam formulir saat mengajukan permohonan tertentu, termasuk data di bank dibocorkan ke pihak-pihak lain termasuk penyedia kartu kredit dan asuransi. Maka telepon pun tak henti berdering. Parahnya, tidak semua tawaran tersebut berasal dari perusahaan yang legal. Banyak penawaran yang dikemas profesional, tetapi ternyata penipuan belaka. Salah satunya dialami oleh Wahyuni R, dari Gresik, Jawa Timur.

Dalam surat aduannya ke Kompas, Wahyuni mengisahkan bahwa awalnya ia ditelepon oleh seseorang bernama Rosy yang mengaku sebagai petugas layanan konsumen (customer service) Bank BNI. Wahyuni tidak menaruh curiga karena ia memang baru saja menajukan aplikasi permohonan pembuatan kartu kredit BNI. Ia telah mengisi data diri secara lengkap.

Melalui telepon, Rosy menyampaikan bahwa Wahyuni berhak mendapatkan fasilitas Global Executive Club dari Visa-Master yang berlaku selama 5 tahun. Syaratnya, Wahyuni hanya perlu membayar biaya keanggotaan sebesar Rp2.920.000. Namun demikian, Wahyuni juga berhak mendapatkan 3 lembar voucher menginap di hotel. Hitung-hitung, sepertinya tidak terlalu merugikan, toh masih dapat fasilitas menginap di hotel. Wahyuni pun setuju.

Baca juga: Pahami penggunaan kartu kredit.

Pada tanggal 11 Agustus 2015, seseorang mendatangi ke alamat Wahyuni dengan membawa paket berisi map, buku , dan 3 lembar voucher Hotel Global Executive Club. Orang tersebut juga sudah membawa mesin gesek (Electronic Data Capture – EDC) milik BAnk BCA. Dari penampilannya, Wahyuni meyakini bahwa orang tersebut adalah petugas resmi, lengkap dengan emblem GEC, PT Global Mandiri International.

Tanpa curiga, Wahyuni pun setuju membayar dengan menggesekkan kartu kredit Standart Chatered yang dimilikinya sesuai harga yang disepakati yaitu Rp2.920.000.

Kecurigaan Wahyuni mulai muncul ketika tanggal 1 OKtober 2015 ia menelepon ke bagian layanan nasabah sesuai dengan yang tertera di kupon, tetapi tidak ada yang menjawab. Wahyuni mencoba menghubungi nomor tersebut tetapi hasilnya nihil. Tidak ada yang mengangkat telepon. Ia berinisiatif menanyakan ke layanan informasi Telkom 108. Ternyata, menurut Telkom alamat dan nomor tersebut tidaklah terdaftar.

Tidak berapa lama kemudian datang tagihan kartu kredit sebesar Rp2.920.000. Namun transaksi itu tercatat sebagai transaksi pembelian di Berkat Optik – Ho, Tangerang. Wahyuni sendiri tidak pernah mengetahui optik tersebut apalagi membeli sesuatu di sana. Barulah Wahyuni sadar bahwa ia telah tertipu.

Meskipun demikian, Wahyuni berbesar hati dan berusaha membagi pengalaman buruk yang dialaminya supaya tidak terjadi pada orang lain. Setiap penawaran harus diteliti dan diwaspadai benar.”Mohon berhati-hati saat mengisi aplikasi yang meminta data pribadi, untuk bank sekalipun,” kata Wahyuni dalam suratnya.

Comments

  1. Wah perlu berhati2 nih bagi para pemegang kartu kredit

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: