Dalam perencanaan keuangan seringkali orang ingin mendapatkan hasil cepat dan lupa memperhatikan bahwa apa yang Anda lakukan di usia 20-an, 30-an, akan sangat mempengaruhi keuangan Anda di usia 40-an, 50-an dan seterusnya. Tentu saja, berapapun usia Anda, ada tiga hal mendasar yang wajib dilakukan: bayar semua hutang kartu kredit, siapkan dana darurat, dan berinvestasilah untuk persiapan pensiun. Namun seiring bertambahnya usia, cara Anda melakukan ketiga hal ternyata menjadi berbeda.
Natalie Taylor, perencana keuangan pada LearnVest Planning Services, sebagaimana dikutip Forbes, merinci lebih lanjut 3 hal tersebut dan bagaimana sebaiknya melakukannya pada usia 20-an, 30-an, 40-an, dan 50-an. Beberapa hal diantaranya mungkin cocok Anda terapkan dalam manajemen keuangan Anda. So, berapa usia Anda saat ini?
3 Hal Utama yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 20-an
Menurut Taylor, usia 20-an merupakan saat yang tepat untuk menetapkan dasar kuat bagi masa depan sejahtera. Mulailah belajar membuat anggaran sederhana dan mencatat pengeluaran. Periksalah dalam beberapa bulan apakah Anda cukup realistis dan bisa tertib menjalan anggaran yang telah ditetapkan.
Ini merupakan hal mendasar, tetapi tidak banyak yang melakukannya. Padahal diusia 20-an, pengelolaan keuangan masih belumlah serumit usia dewasa nanti dimana Anda harus memikirkan aneka prioritas seperti menyiapkan uang muka untuk membeli rumah dan memulai berkeluarga.
1. Lunasi Semua Tagihan Kartu Kredit
Terkadang orang suka menunda membayar hutang dan menunggu setelah punya uang cukup baru membayarnya. Akan tetapi hal ini besar kemungkinan selalu gagal karena semakin usia bertambah, pengeluaran juga meningkat. Akibatnya, uang extra yang tadinya Anda harapkan tidak pernah tersisa.
Itulah sebabnya usia 20-an adalah saat yang tepat untuk mengurangi bahkan memutus jerat kartu kredit. Tipsnya: Bayarlah sebesar mungkin dan sesegera mungkin, sesuai dengan budget Anda. Namun, jika Anda membayar diluar budget, bisa jadi Anda akan kehabisan uang tunai dan meminjam lagi. Jadi sangatlah penting untuk tertib dalam penganggaran.
2. Siapkan Dana Darurat
Saat Anda sedang sibuk membayar utang, jangan lupa pula mulai membangun pula pundi dana darurat. Untuk itu Taylor menyarankan Anda men-setting auto debet ke rekening tabungan terpisah agar Anda tidak mudah tergoda menggunakannya.
Normalnya, dana darurat dipersiapkan sebesar 6 kali pendapatan bulanan Anda. Akan tetapi jika hal itu rasanya terlalu berat, mulailah dengan menetapkan tujuan: 1 bulan pendapatan. Lalu dengan disiplin, Anda bisa menambah dana darurat menjadi 2, 3 kali pendapatan bulanan Anda, bahkan lebih besar lagi.
3. Mulailah Kebiasaan Investasi untuk Hari Tua
Pada usia 20-an, persiapan pensiun seolah bukanlah prioritas utama. Tetapi sangatlah penting untuk mulai berinvestasi sedini mungkin. Berinvestasi dalam jumlah kecil sekalipun akan berdampak sangat besar dalam jangka panjang berkat bunga majemuk.
Mulailah menyisihkan minimal 1% dari gaji dalam bentuk investasi dengan tujuan jangka panjang. Lalu tingkatkan minimal 1% setiap 6 bulan sampai Anda merasa porsi investasi bulanan sudah pas.
3 Hal Utama yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 30-an
Pada usia 30-an, tujuan-tujuan keuangan terlihat sedikit lebih rumit. Banyak orang pada posisi ini masih repot mengurusi tagihan kartu kredit dan aneka pinjaman kecil-kecil lainnya, berusaha menyisihkan dana darurat, tetapi juga ingin menabung untuk membayar uang muka rumah, atau bahkan siap-siap menikah.
Lalu bagaimana jalan mengatasi semua itu?
Jangan bekerja untuk satu tujuan saja dalam satu waktu, tapi hindari pula menetapkan tujuan yang terlalu banyak. “Saya melihat pendapatan seperti selang air,” kata Taylor. “Jika kamu ingin mengisi ember yang banyak, kemungkinan tidak ada ember yang benar-benar penuh terisi.”
Taylor menyarankan untuk mengurangi prioritas keuangan menjadi sekitar 3 saja: membayar hutang-hutang jangka pendek (termasuk kartu kredit), menabung untuk dana darurat, dan berinvestasi untuk hari tua (masa pensiun). Ketiganya harus selalu menjadi prioritas. Begitu Anda mulai memenuhi tujuan keuangan dasar seperti di atas, tidak ada salahnya mulai berusaha mencapai tujuan lain seperti menabung untuk membeli rumah atau persiapan dana pendidikan anak.
1. Selalu Hindari Hutang
Jika Anda masih saja direpotkan dengan cicilan kartu kredit, fokuslah melunasi tagihan kartu yang memiliki beban bunga terbesar, lalu bayar tagihan minimum saja untuk kartu lainnya (jika ada). Hal ini akan membuat Anda lebih leluasa untuk sedikit fokus terhadap tujuan keuangan lainnya, dan membantu membayar tagihan lebih sedikit dalam jangka panjang.
Di usia ini, seharusnya Anda juga sudah mulai melunasi hutang-hutang lainnya dan berusaha tidak menambah hutang baru yang tidak perlu.
2. Tertib Menumbuhkan Investasi untuk Anak
Meski masih anak-anak masih kecil, Anda sudah harus mulai menyiapkan dana pendidikan untuk kuliah mereka kelak. Ada banyak pilihan (portofolio) investasi jangka panjang untuk itu, salah satunya adalah reksadana, saham, dll.
Yang jelas, menabung di bank bukanlah cara yang baik untuk menyiapkan dana pendidikan dalam jangka panjang. Hasilnya tidak akan berkembang memadai sementara inflasi akan menggerogoti tabungan dari waktu ke waktu.
3. Perhitungkan kembali kebutuhan asuransi
Peristiwa-peristiwa penting dalam keluarga seperti menikah, kelahiran anak, membeli rumah, dll dapat memicu Anda untuk mempertimbangkan kembali apakah kebutuhan asuransi sudah terpenuhi. Jika Anda punya anggota keluarga, Anda (sebagai kepala keluarga) harus memiliki asuransi jiwa sebagai pengaman keuangan keluarga jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anda.
Untuk perlindungan Anda dan keluarga, disarankan pula untuk menambahkan perlindungan asuransi (raider) cacat tetap akibat kecelakaan atau penyakit yang mengakibatkan Anda tidak bisa bekerja mencari penghasilan. Mulailah diskusikan perlindungan asuransi yang Anda peroleh di tempat kerja. Jika perlu belilah polis asuransi tambahan dari perusahaan/agen asuransi terpercaya.
3 Hal Utama yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 40-an
Ini masa usia untuk benar-benar memeriksa kesehatan keuangan, apakah Anda sudah mapan dalam keuangan. Dalam arti, Anda sudah tidak memiliki hutang-hutang jangka pendek (kartu kredit). Karena masih produktif menghasilkan, jangan lupa untuk tetap memelihara dana darurat dan memeriksa kembali investasi pensiun Anda dan memastikan perkembangannya sesuai rencana. Ini saat yang tepat juga untuk melihat kemungkinan-kemungkinan lain mengembangkan aset uang Anda.
1. Tetap Priotitaskan Investasi untuk Masa Pensiun
Di usia 40-an, sangatlah penting utnuk mengetahui berapa yang harus Anda siapkan untuk kebutuhan keuangan di masa pensiun. Di negara maju, mahasiswa akan mendapat pinjaman uang kuliah yang dapat dicicil kembali setelah tamat. Karena itu para orang tua biasanya mengutamakan tabungan pensiun daripada menyiapkan dana untuk kuliah anak.
Akan tetapi dalam kasus negara berkembang seperti Indonesia, dana pendidikan sepenuhnya adalah tanggung jawab orang tua. Itulah sebabnya dana pendidikan harus disiapkan sesegera mungkin, sambil tetap menyisihkan untuk investasi pensiun.
Usia ini juga merupakan saat yang baik untuk memperbesar pundi-pundi Anda dengan mencari penghasilan tambahan. Bagaimana dengan memberi konsultasi sesuai keahlian Anda? Bisa saja. Anda sudah bisa mempersiapkan sumber penghasilan baru yang bisa menghidupi Anda jika pensiun kelak.
2. Fokus pada Pengembangan Investasi Anda
Meski Anda tidak terlalu memperhatikan manajemen portofolio investasi Anda pada usia 30-an, kemungkinan perkembangan aset Anda sudah mulai terlihat di usia 40-an. Ini adalah masa-masa berpenghasilan memadai, sehingga menjadi waktu yang tepat juga untuk lebih seksama memeriksa, apakah Anda sudah berinvestasi dengan benar.
“Sangatlah penting untuk berinvestasi dengan tujuan yang pasti,” saran Taylor. Artinya bahwa setiap investasi seharusnya memiliki tujuan tersendiri, yang memampukan Anda menyisihkan uang dalam jangka waktu tertentu sesuai profil resiko Anda.
Sebagai contoh, jika Anda berinvestasi untuk biaya pendidikan anak yang akan dipakai kurang dari 5 tahun mendatang, maka Anda harus berinvestasi pada produk yang lebih konservatif dan bukannya yang aggresif karena lebih beresiko. Investasi aggresif cocoknya untuk investasi dengan tujuan di atas 10 tahun misalnya.
3. Berbelanja Sesuai Kebutuhan
Memiliki penghasilan bukan berarti Anda boleh membelanjakan seenaknya. “Banyak orang yang terjebak ke kebiasaan ini pada usia 40-an,” jelas Taylor. “Soalnya segala sesuatu seolah sudah tepat, tidak ada masalah dari sisi keuangan.”
Jadi sebelum memutuskan berlibur ke luar negeri atau melakukan renovasi rumah besar-besaran, pastikan kembali tujuan-tujuan keuangan Anda sudah pada tempatnya. Segalanya mesti seimbang: menikmati hidup hari ini dengan apa yang Anda beli, tetapi juga tetap pada rencana hari esok. Bila tujuan-tujuan keuangan masih dijalurnya, silahkan lakukan renovasi atau menikmati liburan impian.
3 Hal Utama yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 50-an
Selamat datang ke tahun-tahun “sandwich generation,” dimana Anda merasa terjepit antara mendukung/membiayai anak dan merawat orang tua.
Anda kemungkinan akan banyak mengeluarkan uang, tetapi tetap utamakan diri Anda. Ada banyak yang tetap harus Anda bayar: asuransi, persiapan pensiun, dll.
1. Periksa Kembali Tujuan-tujuan Keuangan Anda
Usia 50-an merupakan masa kunci dalam persiapan pensiun yang semakin mendekat. Pada usia ini Taylor menyarankan Anda untuk semakin tertib dan serius berinvestasi untuk pensiun.
Selain itu, jenis-jenis pilihan investasi juga perlu diperiksa. Fokus Anda sudah harus berpindah dari “pertumbuhan investasi” ke perpaduan “pertumbuhan dan pendapatan.” Anda juga sudah harus mulai mengurangi resiko investasi. Misalnya mengurangi kepemilikan saham dan memindahkannya ke obligasi.
Perhatikan pula biaya-biaya investasi. Mungkin Anda harus berpindah broker yang lebih murah, misalnya. Dana darurat pada posisi ini juga seharusnya sudah tersedia sebesar satu atau dua tahun penghasilan Anda.
2. Utamakan Kebutuhan Anda, lalu Kebutuhan Anak
“Pada usia 50-an, masih banyak klien yang masih bergumul untuk membiayai anak-anaknya. Meski sangat sulit, selalu utamakan diri Anda,” kata Taylor. “Waktu terus belalu, dan sudah pasti bahwa akan tiba saatnya Anda tidak akan bekerja lagi.” Karena itu sungguh persiapkan masa pensiun dimana Anda sudah tidak berpenghasilan.
3. Membuat Keputusan Penting tentang Pensiun
“Banyak klien saya yang tidak paham, asuransinya meng-cover apa saja. Atau apa saja yang dibiayai oleh Medicare (Indonesia: BPJS),” papar Taylor.
Ini saatnya untuk belajar.
“Pelajari bagaimana biaya perawatan jangka panjang, lalu lihat keuangan Anda untuk mengetahui dampaknya bila Anda atau pasangan memerlukan perawatan kesehatan, lalu putuskan apakah asuransi merupakan cara tepat untuk itu atau tidak,” jelas Taylor. “Jangan menunda keputusan tersebut sampai usia 60 tahun dimana biaya asuransi menjadi sangat mahal.”
Jangan lupa pula untuk menikmati hidup, terutama jika tujuan-tujuan investasi pensiun Anda sudah berjalan di jalur yang benar.
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..