Berbagai cara digunakan para penjahat untuk mengeruk uang para korbannya di bank atau kartu kredit. Salah satunya adalah berusaha mencuri data pribadi orang lain (phising), baik dengan cara kasar maupun halus sehingga tidak disadari oleh korban. Parahnya lagi, para korban selain kehilangan sejumlah uang, mereka bisa saja dikenakan tuduhan kejahatan dan harus berurusan dengan pihak berwajib.
Bahaya ini sungguh nyata dan sering terjadi, tetapi banyak orang yang tidak menyadarinya dan menjadi ceroboh. Sutradara Seth Gordon mengangkat kisah kejahatan ini melalui sebuah film berjudul Identitiy Thief (pencuri data identitas) yang dirilis tahun 2013 lalu.
Alkisah suatu hari Sandy Peterson (Jason Bateman), seorang manajer prosesor di sebuah perusahaan Amerika, sedang mendapat telepon dari seseorang (Melissa McCarthy) yang memberitahukan bahwa seseorang sedang berusaha mencuri data identitas Sandy. Wanita tersebut lalu menawarkan jasa perlindungan identitas untuk menghindari kejahatan tersebut. Sandy setuju lalu memberitahukan data-datanya seperti nama lengkap, tanggal lahir, nomor KTP (social security number), dan sebagainya. Sandy tidak sadar bahwa sebetulnya wanita tersebut justru sedang mencuri datanya.
Setelah itu Sandy pun bersibuk ria dengan urusan kantor mengerjakan perintah bosnya, Harold Cornish (Jon Favreau). Sempat ia menerima telepon dari sebuah salon di WinterPark, Florida yang mengingatkan janji untuk ketemuan hari Jumat mendatang. Sandy heran karena ia sendiri berada di Denver, kota yang sangat jauh dari Florida. Ia pun segera melupakan panggilan telepon tersebut. “Mungkin salah orang,” pikirnya.
Siang itu rekan- rekan Sandy mengajaknya untuk mendirikan kantor baru. Daniel Casey (John Cho) menjanjikannya gaji yang lebih besar. Mereka sudah bosan bekerja untuk Harold Cornish. Sandy pun setuju. Istri Sandy, Trish (Amanda Peet) yang sedang hamil anak ketiga juga sangat bahagia dengan pekerjaan baru bergaji besar tersebut.
Sementara itu di Florida, Diana, wanita yang menelpon Sandy tadi, telah menghabiskan uang senilai $2,400 (Rp24 juta) dari kartu kredit yang ia buat berdasarkan data-data Sandy yang diperolehnya. SIM palsunya juga berisi nama Sandy Peterson. Berbekal kartu kredit palsu Diana membeli perhiasan, jetski, serta minuman gratis untuk pengunjung di WinterPark. Diana sempat ditangkap polisi karena ia mabuk dan sempat memukul seorang pengunjung lainnya. Diana diharuskan menghadiri persidangan atas kejahatannya tersebut.
Keesokan harinya Sandy tidak dapat menggunakan kartu kreditnya membayar bensin. Kartunya ditolak mesin. Sandy pun komplain ke bank penerbit kartu kreditnya. Akan tetapi pihak bank malah memberitahu bahwa Sandy telah menghabiskan banyak uang di Florida sehingga limit kartunya habis. Sandy tidak mengerti apa yang terjadi.
Ditengah kebingunganya, Sandy malah ditangkap polisi. Sementara di Florida, Diana terus berbelanja dengan kartu menggunakan data Sandy. Detektif Polisi Reilly (Morris Chesnut) menanyakan kenapa Sandy tidak menghadiri sidang pengadilan Florida atas kekerasan yang ia lakukan di WinterPark. Untungnya pihak polisi memperoleh gambar Diana yang selama ini telah menghamburkan uang Sandy.
Di kantor barunya Sandy menghadapi kemarahan bos barunya, Daniel. Rupanya polisi memeriksa kantor tersebut karena Sandy dituduh telah melakukan transaksi narkoba. Polisi melacak kartu kredit yang dipakai dalam transaksi tersebut menggunakan data atas nama Sandy Peterson.
Sandy bersumpah bahwa ia tidak terkait dengan semua itu. Polisi tidak mempercayainya begitu saja. Mereka menggeledah kantor tersebut. Daniel pun sudah mengancam dan meminta Sandy segera mundur dari perusahaan. Daniel tidak ingin mentolerir pelanggaran sekecil apapun, apalagi terlibat dalam urusan narkoba dengan pihak hukum.
Polisi memang tidak menemukan jejak narkoba di kantor tersebut, tetapi juga tidak bisa menolong Sandy karena data transaksi menunjukkan bahwa ia telah membeli narkoba dengan kartu kreditnya. Sandy pun meminta waktu. Ia akan ke Florida untuk membekuk si pencuri data tersebut. Istri Sandy sangat kuatir dengan keputusan tersebut, tetapi tidak ada jalan lain.
Sandy pun berangkat ke Florida. Sandy segera menemukan Diana, yang baru saja membeli mobil Fiat baru atas nama Sandy. Upaya membekuk Diana rupanya tidak mudah juga. Mobil sewaan Sandy dibawa kabur, dan Sandy ditinggal sendirian di jalan tol. Namun Sandy berhasil menguntit Diana ke rumahnya yang dipenuhi barang-barang hasil belanjaan. Saat hendak membekuk Diana, 2 penjahat bersenjata menerobos masuk untuk menangkap Diana. Rupanya mereka pun menjadi korban tipuan Diana. Sandy dan Diana kabur lewat pintu belakang.
Petualangan pun makin seru. Sandy berusaha membawa Diana ke Denver, tetapi mereka tidak bisa naik pesawat karena keduanya menggunakan nama yang sama di tanda pengenal. Akhirnya mereka membeli mobil butut. Kedua penjahat tersebut mengikuti mereka. Kejar-kejaran dan tembak-tembakan tak terelakkan. Akan tetapi petualangan-petualangan tersebut justru membuat mereka semakin dekat. Sandy mengagumi berbagai kelihaian Diana yang terkadang mengejutkan.
Saat mereka kehabisan duit, Sandy ingat bahwa di dekat situ terdapat kantor akuntan tempat ia bekerja dulu. Dengan berbagai trik, keduanya akhirnya diberi akses ke ruang data dimana Diana dengan segala kemampuannnya berhasil mencuri data Harold Cornish dan membat kartu kredit palsu yang baru. Mereka pun bisa menginap di hotel yang lebih mewah. Diana memanfaatkan kesempatan itu untuk berbelanja lagi.
Saat mereka sedang makan malam di hotel, Diana sempat menceritakan masa lalunya. Ia merupakan anak buangan, kelahirannya tidak dikehendaki. Diana tumbuh besar di panti asuhan sebelum melarikan diri dan berusaha hidup mandiri dengan segala cara. Itulah sebabnya ia tidak pernah tahu nama aslinya. Sandy trenyuh dengan masa lalu Diana yang memilukan.
Saat sedang berbincang itulah sejumlah polisi masuk dan menangkap mereka berdua. Akan tetapi dengan segala keahliannya, Diana bisa melepas borgolnya dan mereka pun melompat dari mobil polisi yang sedang melaju. Sementara itu penjahat bersenjata yang rupanya sudah menguntit mereka sejak dari hotel berhasil menabrak Diana, tetapi Diana sendiri tidak cedera serius. Mobil si penjahat malah tak terkendali dan meluncur menabrak mobil polisi.
Sandy dan Diana akhirnya tiba di rumah Sandy di Denver. Meski terkesan kaku, Trish berusaha menyambut tamunya dengan ramah. Mereka makan malam bersama anak-anak Sandy dan Trish. Malam itu Diana memberitahu Trish, betapa beruntungnya ia memiliki suami setia dan baik seperti Sandy.
Malam itu Sandy memutuskan bahwa ia tidak akan menyerahkan Diana ke pihak polisi. Ia marasa bersalah hendak menambah permasalahan hidup bagi Diana. Sandy pun sepertinya rela kehilangan pekerjaannya.
Akan tetapi pagi hari saat Sandy akan berangkat ke kantor, Diana sudah menghilang dari rumah. Diana hanya meninggalkan secarik kertas dengan permintaan maaf. Sandy punberangkat ke kantor untuk mengundurkan diri. Di kantor, Daniel dan rekan-rekan sudah menuggu Sandy. Betapa terkejutnya Sandy melihat Diana juga ada di sana dengan sejumlah polisi. Diana rupanya menyerahkan diri ke polisi. Polisi pun secara resmi menyatakan bahwa Sandy tidak bersalah. Sandy terpana memandang sahabat barunya, Diana, digelandang pergi dengan tangan terborgol.
Pesan Moral
Meski film ini berakhir manis, sejumlah pesan berusaha disampaikan di dalamnya. Berhati-hatilah dengan data pribadi Anda seperti nomor kartu kredit (Atm), nama, email, tanggal lahir, nama orang tua dan sebagainya. Berbekal data-data tersebut, para penjahat bisa mengakibatkan kerugian bagi Anda dan keluarga, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari kejahatan.
Usahakan untuk tidak mudah memberikan informasi kepada orang lain. Pahami bahwa pihak bank sekalipun tidak akan pernah menanyakan nomor kartu kredit Anda, apapun alasannya. Usahakan untuk memprint tagihan kartu kredit dan rekening bank Anda secara teratur dan peruiksa semua transaksi yang ada. Pastikan semua transaksi tersebut Anda ketahui dan benar adanya.
Bila kasus tersebut menimpa Anda, akhir cerita takkan selalu manis. Uang yang terlanjur dikuras dari rekening atau kartu kredit, tak mungkin diganti kembali apapun alasannya. Transaksi telah terjadi dan dicatat resmi oleh pihak bank/penerbit kartu kredit.
Bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah cukup cerdas mengamankan data diri demi menghindari kejahatan serupa? Bagikan kisah ini untuk mencegah hal yang sama menimpa orang lain.
Artikel Terkait Lainnya:
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..