Pak Rudy, 62, (bukan nama sebenarnya), hanya bisa terpaku didepan petugas teller sebuah bank ternama, yang menjelaskan bahwa beberapa menit yang lalu sekitar Rp22 juta telah melayang dari rekeningnya. Pak Rudy kebingungan karena ia sama sekali tidak mengambil atau mentransfer uang, dan sekarang saldo rekeningnya tinggal Rp140 ribu.
Kejadian bermula ketika Pak Rudy beserta istri dan anaknya (Rina- juga samaran) bermaksud mengambil uang melalui mesin atm bank tersebut yang berlokasi di Giant Harapan Indah, Bekasi (24/2). Pak Rudy meminta istrinya melakukan transaksi. Sebelum melakukan transaksi apa-apa, istrinya menyadari ada yang tidak beres. Saat akan menarik kartu, ternyata kartunya macet tersangkut tersangkut dalam mesin atm.
Beberapa orang pria yang juga mengantri di situ berupaya membantu mengeluarkan kartu. Dalam keadaan panik istri Rudy pun berusaha meminta bantuan satpam, tetapi sang petugas mengatakan bahwa ia tidak berwenang membantu di mesin atm karena ia bukan petugas bank. Pak Rudy makin panik, sementara beberapa orang tadi masih sibuk mengutak-atik mesin atm.
Pak Rudy dan istrinya lalu berinisiatif menelpon call center bank untuk melakukan pemblokiran. Akan tetapi saat ditelepon, petugas call center memberitahu bahwa telah terjadi tiga kali transaksi transfer dengan total dana terkirim sekitar Rp22 juta. Pak Rudy hanya bisa melongo karena uang di rekeningnya memang hanya sekitar itu. Padahal kejadian tersebut hanya beberapa menit saja.
Menurut penuturan Rina, saat orang tuanya sedang menelpon, seorang laki-laki lainnya bergabung ke atm dan menanyakan apa yang terjadi. Rina pun menjelaskan masalahnya. Akan tetapi pria tersebut dengan mudah mengeluarkan kartu yang tadinya tersangkut. Rina sangat-sangat bersyukur saat kartu atm ayahnya bisa diselamatkan.
Apa daya, ternyata “keributan” di mesin atm tersebut sepertinya sudah disetting oleh jaringan penipu yang tadinya menyamar sebagai orang yang sedang antri atm, dan yang terakhir pura-pura muncul sebagai penolong. Kartu atm yang dikembalikan “si dewa penolong” ternyata milik orang lain. Mungkin kartu atm pak Rudy masih tersagkut di mesin. Sindikat itu memberikan kartu atm lain yang mirip supaya pak Rudy dan keluarganya bisa segera meningggalkan tempat sebelum terlanjur curiga kepada mereka.
Ketika pak Rudy mengklarifikasi ke bank, petugas bank menyampaikan bahwa bank mencatat transaksi pengiriman dana yang normal, seolah pak Rudy melakukannya sendiri. Singkatnya, uang tersebut telah lenyap dan tidak bisa ditelusuri lagi.
Tidak semua kartu ATM memiliki fasilitas pengaman yang sama
Pak Rudy baru menyadari perbedaan kartu atm-nya dengan kartu atm dari bank lain. Kartu atm yang dimilikinya ternyata hanya menggunakan single pin untuk semua transaksi yang dilakukan saat itu. Artinya, untuk setiap transaksi, tidak perlu memasukkan kode pin lagi sepanjang kartu masih di dalam mesin atm. Akibatnya, si penipu di atm tersebut bisa melakukan tiga kali transaksi dengan lancar tanpa hambatan sampai batas transaksi maksimum dan menguras rekening pak Rudy sampai saldo minimal.
Sejumlah bank memilih menggunakan kartu atm yang selalu meminta kode pin untuk setiap transaksi. Memang sedikit lebih merepotkan, tetapi dari segi keamanan, tentu lebih baik karena akan menyulitkan para penipu bertransaksi lebi dari sekali sepanjang mereka tidak mengetahui kode pin kartu atm tersebut. Andaikan atm pak Rudy memiliki pengaman yang baik, ia kemungkinan hanya akan kehilangan Rp1 jutaan saja, yaitu transaksi pertama yang dilakukan pelaku.
ATM yang tidak memiliki pengaman memadai jelas lebih membahayakan sisi keuangan nasabah. Bila hal yang sama terjadi, maka nasabah bank ini bakal mengalami kerugian yang jauh lebih besar. Minimal sebesar maksimum transaksi yang bisa dilakukan dalam sehari.
Meski sedang kesusahan karena kerugian yang dialaminya, pak Rudy mengharapkan tidak ada korban lain yang jatuh seperti dirinya hanya karena bolongnya sistim pengaman perbankan yang seharusnya dirancang dengan seksama untuk melindungi nasabahnya. Jika memungkinkan, pemerintah seharusnya menstandarisasi sistim pengamanan kartu atm.
Tips Penting Saat Bertransaksi di ATM
- Jangan lupa gunakan kode PIN yang sukar ditebak orang
- Pastikan orang lain tidak bisa melihat kode pin yang Anda masukkan,
- Bila mengalami kesulitan, jangan tinggalkan mesin ATM, menghubungi call center bank Anda untuk memblokir rekening,
- Sebisa mungkin bertransaksilah di atm yang berlokasi di kantor bank. Hindari bertransaksi atm di tempat sepi atau memiliki penerangan yang minim.
Modus kartu atm tersangkut sebetulnya sangat kuno, tetapi juga marak digunakan para penipu saat ini karena pengoperasiannya mudah. Penipuan atm dengan cara yang lebih canggih menggunakan “alat pembaca kartu” yang ditempelkan di lubang kartu pada mesin atm. Untuk lebih jelasnya, baca: Pencurian Melalui ATM Anda.
Saat akan membuka tabungan, pilihlah bank yang memberikan pengamanan lebih baik untuk transaksi Anda, termasuk transaksi ATM dan kartu kredit.
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..