Rekomendasi Saham untuk Tahun 2016

analisa_saham_2016Tahun 2015 hampir berlalu, dengan catatan kurang baik dari pasar modal Indonesia. Maklum Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 13%. Namun, bagi sebagian investor penurunan ini bisa dianggap peluang untuk mencetak keuntungan dari harga-harga saham yang lebih murah. Selain itu, beberapa sektor mencatat penurunan tidak banyak, seperti sektor consumer goods yang turun hanya 4,7%, perdagangan turun cuma 6,3%, disusul sektor keuangan yang menurun 9,14%.

Selain itu, dalam rangkuman saham terbaik Indonesia, dapat dilihat bahwa sebetulnya banyak saham perusahaan yang justru meroket dan melipatgandakan nilai saham para investor.

Artikel terkait: Mengenal Investasi Saham

Meski masih akan dibebani sentimen negatif, para analis sepakat bahwa perekonomian akan lebih baik di tahun 2016. Berkaca dari tahun 2015, mereka mengisyaratkan bahwa sektor konsumsi, perbankan, dan konstruksi akan menjadi pilihan menarik para investor di tahun 2016.

Berikut adalah saham-saham yang direkomendasikan oleh para analis bagi para investor saham ditahun 2016:

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan produsen mie instant Indomie yang memegang pangsa pasar terbesar di Indonesia dan diekspor juga ke mancanegara. Para analis menilai bahwa kenaikan saham ICBP akan stabil mengingat konsumen yang besar. Hingga kuartal ketiga 2015, penjualan Indofood lebih tinggi 5,1% dibanding periode yan gsama ditahun 2014.

Penurunan nilai saham ICBP juga hanya 1,53% (9/10) menjadi Rp12.900 per lembar saham. Analis pun menilai harga saham ICBP akan cerah di tahun 2016 karena didorong oleh pertumbuhan penjualan. Maklum ICBP cukup gencar berkespansi dan baru-baru ini meluncurkan produk mie instant untuk anak-anak. Selain itu potensi penurunan BI rate dan paket ekonomi pemerintah diharapkan memberi sentimen positip bagi ICBP.

Price Earning Ratio (PER) saat ini sekitar 23,7 kali, lebih baik dari PER sektor konsumsi yang mencapai 42 kali.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

Meski nilai saham PT Adhi Karya Tbk telah turun senilai 37,79% (9/10) dibandingkan harga awal tahun 2015, para analis tetap memberi nilai positip terhadap saham berkode ADHI ini. Sepanjang tahun 2015, pendapatan perusahaan cukup baik. Selain itu, PT Adhi Karya juga telah memenangkan sejumlah proyek besar pemerintah salah satunya adalah pembangunan light rail transit (LRT) senilai Rp9,9 triliun.

Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa ditahun 2016, ADHI akan membukukan pendapatan sebesar Rp14,22 triliun, dengan laba Rp498 miliar. Angka tersebut meningkat dari pendapatan tahun 2015 yang diperkirakan mencapai Rp11,75 trilun dengan laba Rp400 miliar.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Mengikuti tren kebijakan pemerintah yang mendorong sektor infrastruktur, kinerja PT Wijaya Karya Tbk di tahun 2016 juga diprediksi bakal cerah. Sebagai informasi, PT Wijaya Karya Tbk juga telah memenangkan beberapa megaproyek listrik di Jawa 5 dan Jawa 7.

Sedikit catatan bahwa PT Wijaya Karya Tbk gagal mendapatkan modal tambahan dari negara. Untuk mengatasi kesulitan modal diperkirakan perusahaan akan menerbitkan obligasi, yang akan sediki membebani keuangan perusahaan.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Selama Januari sampai September 2015, PT Bank Tabungan Negara Tbk mencatat kenaikan pendapatan sebesar 61,8% dibanding periode sebelumnya. Pendapatan sebesar Rp1,22 trilun tersebut dikontribusikan antara lain dari pendapatan bunga terkait program satu juta rumah.

Tren pendapatan ini diperkirakan berlanjut di tahun 2016. Perlambatan permintaan kredit diprediksi tidak akan dialami oleh BTN karena pertumbuhan kredit justru didorong oleh KPR subsidi. Apalagi kenaikan harga properti belakangan ini menarik para developer untuk berlomba masuk ke pasar masyarakat  menengah ke bawah, yang merupakan ceruk BTN.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Hingga akhir September 2015, laba bersih PT Bank Negara Indonesia Tbk adalah Rp6 triliun atau menurun sebesar 21,17% dibandingkan dengan periode sebelumnya ditahun 2015. Namun demikian para analis percaya dengan sisi fundamental BNI yang dianggap kuat.

Disisi lain analis melihat pertumbuhan kredit BNI naik sekitar 14,6%, lebih besar dibanding pertumbuhan kredit industri. Pemberlakuan Basel III tahun depan dimana OJK mengetatkan persyaratan modal perbankan dianggap tidak akan menjadi masalah bagi BNI. Sejumlah analis pun percaya BNI akan mempertahankan kinerjanya di tahun 2016.

(Sumber: KONTAN, credit pict: Ed2go.com).

 

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: