Diana, Wanita Pawang Anjing Pelacak Bea Cukai

It's always a good time. Diana bersama K-9 Bea Cukai.

It’s always a good time. Diana bersama K-9 Bea Cukai.

Namanya Diana Anggraini Ramona, 31, terlihat anggun dibalik seragam biru lengkap dengan jilbab berwarna senada. Tutur katanya lembut, riang khas wanita di usianya. Namun siapa sangka, Diana adalah salah satu wanita tangguh dibalik berbagai langkah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) menanggulangi penyelundupan narkoba yang membahayakan generasi negeri ini. Tidak tanggung-tanggung, Diana bergabung dengan tim anjing pelacak (K-9) Bea Cukai bahu-membahu melindungi masyarakat dari peredaran barang berbahaya tersebut.

Keberadaan Diana di jajaran K-9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tidak lepas dari kecintaannya pada dunia binatang. Sifat ini mengakar secara alami ditengah keluarga besarnya. Rasa sayang terhadap hewan mendorongnya menjadi paramedis di bidang kedokteran hewan. Dalam angannya dahulu, suatu saat ia akan menjadi bagian dari Kepolisian RI, merawat hewan-hewan yang “berdinas” di instansi tersebut.

Itulah sebabnya dimasa kuliah, ia mengambil jurusan Teknisi Medis Veteriner pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dunia akademik pun semakin memperdalam pengetahuannya akan dunia hewan. Ia menamatkan pendidikannya di tahun 2005.

Bulan April 2006, setelah melalui serangkaian test dari Departemen Keuangan RI, Diana diterima untuk memperkuat jajaran Bea Cukai RI. Di instansi multi fungsi ini, niat Diana untuk bergelut di dunia hewan peliharaan tercapai. Maklum Bea Cukai memiliki sejumlah armada anjing pelacak (K-9) yang memerlukan perhatian dan penanganan medis profesional.

Dedikasi terlahir dari latihan dan didikan. Diana dkk dalam pelatihan militer (gambar kiri), dan dalam salah satu aktivitas bersama anjingnya (gambar kanan).

Dedikasi terlahir dari latihan dan didikan. Diana dkk dalam pelatihan militer (gambar kiri), dan dalam salah satu aktivitas bersama anjingnya (gambar kanan).

Akan tetapi seiring perjalanan waktu. Diana tidak hanya mengurusi kesehatan anjing pelacak. Diana malah dilatih untuk menjadi handler (pawang) anjing pelacak agar bisa bekerjasama dengan anjingnya mendeteksi narkoba dalam aneka modus penyelundupan. Ini suatu tantangan lain yang tidak dipelajari Diana di bangku kuliah.

Seorang handler harus mampu akrab dengan anjingnya agar bisa berkomunikasi demi kesuksesan pelaksanaan tugas. Keduanya harus saling memahami. Untuk mengatasi kesulitan ini, Diana pun ternyata juga harus mengubah pandangannya tentang bagaimana mencintai hewan.

“Dulu saat di kampus ada pelajaran mengenai arti kasih sayang bagi kesejahteraan hewan. Itu yang membuat saya makin menyayangi hewan,” kata Diana dalam wawancara dengan Howmoneyindonesia.com. “Tapi begitu saya masuk ke Bea Cukai semua berubah. Rasa sayang berlebihan kepada anjing pelacak ternyata tidak diperbolehkan. Hal ini dikarenakan anjing K-9 adalah hewan pekerja, bukan hewan manja. Jadi kami harus memperperlakukan mereka sewajarnya saja.”

Diana pun mempelajari cara-cara “mendidik” armada K-9 Bea Cukai tanpa memanjakan secara berlebihan. Salah satunya adalah permainan lempar tangkap dan berlari. Diana pun tak sungkan berlarian di lapangan berkejaran dengan anjing pelacak. “Dengan cara itulah saya mengalirkan rasa sayang saya pada K9. Dan karena kita melakukan perawatan pada anjing sendiri maka dari situlah timbul keakraban dengan anjing,“ kata wanita kelahiran Jakarta ini. Proses ini bisa berlangsung lama sampai terjalin “kepercayaan” diantara mereka. Karenanya, anjing dan pawang tidak bisa diganti-ganti setiap saat. Diana harus melatih anjingnya sendiri, sambil juga menjaga kesehatan anjing lainnya.

Diana beraksi bersama salah seekor rekan kerjanya.

Diana beraksi bersama salah seekor rekan kerjanya.

Tantangan selanjutnya adalah dunia kerjanya yang sangat maskulin. Semua rekan kerjanya adalah laki-laki. Saat bertugas, mereka harus sangat kompak di lapangan tanpa cela untuk kesalahan. Tantangan lainnya adalah jam kerja yang kadang tak menentu. Maklum kejahatan penyelundupan bisa terjadi kapan saja. Belum lagi keterbatasan jumlah anjing pelacak Bea Cukai sehingga tim Diana harus sering mondar-mandir ke berbagai kota bersama anjing-anjingnya. Karena tuntutan peran sebagai ibu, tidak jarang Diana pula terpaksa memboyong anaknya yang masih kecil ke tempat tugas.

Namun bagi Diana, tidak ada alasan untuk mengeluh. “Saya bekerja semua berasa biasa saja karena saya memiliki tim yang solid dan kompak, sehingga seluruh pekerjaan saya tidak terasa berat.” Dukungan dan kepercayaan keluarga, termasuk suami dan ketiga putra-putrinya merupakan energi tersendiri bagi Diana.

Sikap positip dalam memandang pekerjaan membuat Diana merasa enjoy dalam setiap situasi. Baginya pengalaman buruk hanyalah bila ia diseret-seret oleh anjingnya saat latihan. Dan bila anjingnya merespon keberadaan narkoba dikala bertugas, bagi Diana segala jerih serasa terbayarkan.

Lalu bagaimana Diana menyikapi profesinya dalam kaitan dengan agama Islam yang dianutnya?

Sebagai wanita muslim yang taat, Diana menjadikan agama pegangan utama dalam setiap langkah, termasuk dalam pilihan profesinya mengabdi bangsa. Hidup dan besar dalam lingkungan keluarga yang mencintai aneka binatang peliharaan, Diana mengaku tidak memiliki istilah risih dalam hidupnya. Demikian juga dalam menangani hal-hal yang bisa menajiskan dari sudut pandang agama.

“Air liur anjing memang bisa membuat najis, tapi itu tidak masalah buat saya. Saya paham aturan agama bahwa najisnya masih bisa dibersihkan dengan cara-cara yang telah digariskan agama. Jadi apalagi yang harus dipermasalahkan? Jadi tidak ada alasan yang menghalangi profesionalitas saya sebagai handler anjing pelacak,” katanya mantap sambil membetulkan ujung jilbab yang terganggu hembusan angin sore.

Hidup yang berarti memang diukur dari manfaat yang dihasilkan selama hidup. Bagi Diana, kesempatan bisa membantu menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba merupakan ibadah tersendiri. Beraktifitas bersama anjing-anjing pelacak pun menjadi kebanggaan Diana dan rekan-rekannya di Bea Cukai.

Sebagai wanita, ibu rumah tangga, profesinya sebagai dog handler di Bea Cukai telah membawa inspirasi yang bagi banyak orang dan semakin mengaburkan sekat-sekat pemisah pekerjaan menurut gender. Menutup perbincangan, Diana sangat berharap bahwa pemerintah akan lebih memperkuat tim K-9. Unit taktis nan unik ini bisa menjadi salah satu penangkal efektif untuk peredaran narkoba dimasa mendatang. Diana membayangkan pusat-pusat armada K-9 bisa ada di beberapa kota mengingat penyelundupan narkoba yang semakin sporadis kini.

Selamat berkarya Diana, tetaplah menginspirasi… (AL)

(Photo: Moch. Ardani dan koleksi pribadi)

Comments

  1. Saluuut, ada sosok feminim dibalik layar 🙂

  2. Gak disangka. Really an amazing story. Sukses selalu ya, Diana..

  3. Yess Diana, saya yakin kamu penyayang binatang sejati. Mencintai hewan peliharaan memang memerlukan hati… Btw, thank you for protecting our nation…and also my kids…

  4. CURAHAN HATI PEREMPUAN TRANS TV says:

    selamat pagi, saya pia dari CURAHAN HATI PEREMPUAN, TRANS TV. Kalau ingin kontak mba diana untuk jd bintang tamu di acara CURAHAN HATI PEREMPUAN, kemana ya? mohon informasinya.

    Terima kasih

Tinggalkan Balasan ke Bryanto AR Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: