PolisiOnline.com, Korban Penipuan Kini Awasi Toko Online Ilegal

Beragam penipuan jual beli online semakin kerap terjadi. Mereka menawarkan barang-barang yang disukai banyak konsumen seperti elektronik, pakaian, dan produk lainnya dengan harga murah nan memikat melalui website, email, pesan instan (blackberry, whatsapp, dan semacamnya), twitter atau facebook. Akan tetapi tidak sedikit yang
ternyata hanya jualan gambar. Setelah konsumen membayar, barang tidak pernah sampai. Sejumlah pelaku bahkan mengancam para korban dan meminta lebih banyak uang. Ataukah barangnya dikirim tetapi kualitasnya sangat buruk dan sangat berbeda dengan gamar atau deskripsi produk yang ditawarkan.

Apakah Anda pernah mengalami penipuan toko online? Apa yang Anda lakukan setelah mengalaminya?

Pengalaman buruk ini juga dialami oleh Erwan Saputra di tahun 2010. Waktu itu ia tertarik akan iklan laptop yang ditawarkan murah di sebuah situs online. Erwan yang memiliki ilmu memadai soal komputer tahu benar bahwa produk yang diincarnya sangat murah. Iklannya mengatakan bahwa produk tersebut murah karena diperoleh dari blac market. Singkat kata, ia setuju membeli dengan harga Rp3,5 juta, jauh lebih murah dari harga normal yang seharusnya belasan juta rupiah.

Artikel terkait: Tips Aman Berbelanja Online

Setelah mentransfer uangnya, Erwan malah dimintai macam-macam biaya tambahan dengan aneka dalih, termasuk bahwa barang tersebut masih tertahan di Bea Cukai. Total Erwan kehilangan Rp6 juta dan barang tak pernah diterima hingga saat ini. Belakangan ia sadar bahwa penipuan toko online dengan mencatut nama instansi pemerintah merupakan salah satu modus yang banyak terjadi, bahkan hingga saat ini.

Berbekal pengalaman tak nyaman berbelanja di dunia maya, Erwan menggagas pembentukan PolisiOnline.com. Ide dasarnya adalah bagaimana menganalisa suatu toko online, apakah legal atau ilegal. Sejak itu, Erwan rutin memverifikasi beragam nama dan toko online yang ada di tanah air. Tujuannya, agar masyarakat bisa memilah dan mengetahui apakah mereka sedang berbelanja dengan pihak yang bisa dipercaya atau tidak.

Sebagaimana dilansir media Kontan, Erwan banyak menemukan situs penipuan. Barang yang ditawarkan pun beragam termasuk sindikat penjualan motor bekas yang tak dilengkapi surat-surat kepemilikan. Dalam sehari mereka bisa menemukan lebih 50 situs penipuan. Lalu mengapa tidak melaporkannya kepada polisi?

“Males lapornya,” ujar Erwan kepada Kontan. “Kalau lapor polisi, paling cuma bikin laporan, tetapi tindak lanjutnya enggak ada. Kecuali. korban penipuan mencapai puluhan orang. Atau, yang menjadi korban masih keluarga polisi.”

Keberadaan website penipuan memang mencemaskan. Membuat wesbite toko online bodong sangatlah mudah, kemudian dipromoskan melalui aneka saluran komunikasi termasuk media sosial. Dalam sekejap, website tersebut bisa dilihat oleh ribuan pengunjung dalam sehari. Bisa dibayangkan berapa banyak yang berpotensi tertipu. Tak heran bila penipuan bermodus jual beli online menjadi salah satu kejahatan online terpopuler di Indonesia.

Di PolisiOnline.com saat ini terdapat ribuan website toko online yang digolongkan sebagai toko online resmi dan legal. Keberadaan daftar ini tentu membantu konsumen dan pemilik toko dalam bertransaksi secara lebih nyaman. Ke depan, Erwan berharap pemerintah tidak hanya mendata dan memungut pajak dari pebisnis online, tetapi juga menyediakan sarana yang bisa menjadi tempat konsumen mengadu dan solusi cara penyelesaian bila timbul kejadian tak mengenakkan saat bertransaksi online. (Credit pic: Chinadigitaltimes.net).