Bagi Marcus Bullock yang pernah menikmati masa sengsara di penjara, menjaga hubungan komunikasi dengan keluarga sangatlah penting. Namun derita kerinduan keluarga dan sahabat justru menjadi ide awal Marcus memasuki bisnis dunia IT dengan mengembangkan Flikshop, sebuah aplikasi berkirim kartu pos bergambar foto asli kepada para narapidana.
Menurut CNN, perkenalan Marcus dengan penjara dimulai pada usia 15 tahun dengan tuduhan pencurian mobil, upaya perampokan, serta penyalahgunaan senjata api.
“Saya sulit menerima keadaan waktu itu,” kisah Marcus yang kini berusia 32 tahun saat mengingat hari-hari pertama di penjara. “Rasanya ingin segera pulang dan bertemu ibu.” Marcus dibesarkan bersama saudara perempuannya oleh sang ibu yang merupakan orang tua tunggal. Ibunya merupakan PNS yang bekerja sambil kuliah. Masa muda yang tak sebahagia anak seusianya mendorong Marcus ke dunia kejahatan.
“Saya sangat ingin membeli (sepatu) Jordan supaya terlihat keren saat main basket,” kata Marcus menjelaskan latar belakang kejatuhannya ke dunia kriminal dan jual beli narkoba. Meski masih terhitung dibawah umur, ia diadili layaknya orang dewasa. Selanjutnya ia ditempatkan di sejumlah penjara dengan tingkat pengamanan tinggi. Dan mulailah ia merasakan susahnya hidup tanpa keluarga tercinta di sekelilingnya.
“Di penjara, menerima surat merupakan saat terindah,” kenang Marcus. “Rasanya seperti menang undian.” Menurutnya, foto-foto dan pesan-pesan keluarga dalam surat merupakan salah satu motivasi bagi para napi untuk mengubah hidup setelah keluar dari penjara nanti.
Akan tetapi dengan kehadiran facebook, twitter, instagram dan aneka media sosial lainnya, orang tidak terbiasa lagi mengirim pesan dengan tulisan tangan disertai foto dari rumah. Itulah sebabnya, selepas dari penjara pada tahun 2004, Marcus membuat Flikshop. Aplikasi gratis untuk Iphone dan handphone berbasis android ini memungkinkan orang mengambil foto, menulis pesan, dan mengirimkannya dalam format kartu pos kepada teman atau keluarga mereka di lebih dari 2000 penjara di seluruh Amerika.
Kini Marcus memimpin 3 rekan lainnya merekrut developer IT yang membantunya mengembangkan lebih lanjut Flikshop.

Setelah menghabiskan 8 tahun dalam penjara, Marcus Bullock membantu para napi berhubungan dengan teman dan keluarga melalui Flikshop. (CNN)
Namun, Flikshop sendiri bukanlah bisnis pertama Marcus.
Selama berada di penjara, Marcus berusaha mengikuti pendidikan dan berhasil menyelesaikan pendidikan penyetaraan GED (General Educational Diploma). Selanjutnya ia mengambil jurusan bisnis dan software komputer di jenjang lebih tinggi. Setelah keluar dari penjara ia sempat bekerja di toko cat, lalu mendirikan sendiri perusahaan kontraktor renovasi. Beberapa tahun terakhir ia tertarik dengan dunia usaha IT tetapi dengan ide dasar pengalaman hidupnya di penjara.
Saat memasuki dunia usaha IT, perjalanan ternyata tak juga mulus. Sejumlah kendala menghadang. “Saya menghadapi berton-ton kesulitan,” kata Marcus tentang awal memulai Flikshop. “Saya seorang kulit hitam yang berbicara tentang meluncurkan suatu perusahaan IT tetapi saya tidak didukung latar-belakang yang cukup di dunia IT. Tidak seorang pun yang menganggap saya.”
Selain itu berbagai anggapan miring tentang sistem penjara di Amerika membuat orang tidak terlalu serius menggarap hal-hal terkait penjara. “Boro-boro mau memikirkan aplikasi seperti Flikshop,” kata Marcus.
Akan tetapi Marcus tidak putus asa. Ia bekerjasama dengan komunitas pemerhati penjara untuk mengadakan kampanye pengiriman surat dengan Flikshop. Ia juga kemudian menggalang dana untuk Flikshop dengan melibatkan masyarakat lokal, membawa para wirausahawan ke penjara untuk mengajarkan para napi berbisnis dan sebagainya.
“(Dulu) saya yakin pasti akan ada jalan yan glebih baik saat saya keluar penjara,” kata Marcus. “Tujuan hidup saya adalah membawa manfaat positive bagi orang lain.” Marcus menjadi salah satu bukti nyata bahwa hidup bisa berubah, sepanjang kita mau berusaha memperbaikinya.
Keren! Patut menjadi teladan bagi orang lain…