Awal tahun 2020 dikejutkan dengan datangnya wabah virus corona yang ternyata melanda seluruh dunia. Efeknya begitu berat. Sejumlah kapal dagang dan jutaan penerbangan pesawat yang menghubungkan perekonomian antar negara, tidak beroperasi. Perdagangan anjlok, bursa saham kompak merah di seluruh dunia. Emas, bitcoin dan lain-lain juga bergejolak turun. Tidak ada negara yang siap menerima datangnya wabah ini.
Saham-saham di bursa Indonesia rontok, mengkuti trend global. Hal ini tercermin dari penurunan IHSG telah turun 31% dari posisi 6283 di awal Januari 2020 menjadi 4330 per 18 Maret 2020. Harga emas yang di bulan Maret sempat menyentuh posisi harga tertinggi di US$1679.60 / troy ons kini berada di harga US$1486 per troy ons. Harga bitcoin pun meluncur turun sekitar 36% dalam periode satu bulan terakhir. Semua pilihan investasi bergerak turun.
Lalu bagaimana sebaiknya strategi kita mengelola keuangan dan investasi Anda?
Tentu kita paham bahwa semua jenis bisnis, dibalik potensi keuntungannya, investasi pun tidak lepas dari aneka resiko. Namun, resiko wabah ini termasuk salah satu resiko yang tidak terduga dan menghantam perekonomian seluruh kawasan. Setiap orang bisa mengambil sikap berbeda menyikapi atau mengambil langkah-langkah pengelolaan keuangan.
Berbicara tentang pengelolaan keuangan, keputusan-keputusan investasi kita tentulah tidak jauh dari tujuan keputusan investasi perusahaan. Semua perusahaan pasti menginginkan aset atau investasinya berkembang, menguntungkan. Ada juga perusahaan yang menginginkan dananya aman-aman saja, walupun hasil tidak seberapa. Demikian juga kita bukan? Apa yang Anda inginkan saat ini?
Gejolak indikator-indikator investasi pun ditanggapi beragam, Banyak yang melihatnya sebagai kerugian dalam berivestasi. Akan tetapi tidak sedikit yang melihat peluang untuk mendapatkan saham-saham yang murah. Seolah masuk supermarket dan melihat barang didiskon rata-rata 30an%.
Anda di posisi yang mana? Merasa rugi dan makin takut berinvestasi? Ataukah Anda melihat ini sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan dari investasi? Dalam hal ini tidak ada salahnya kita melihat dan menganalisa aksi-aksi korporasi dalam beberapa waktu belakangan ini. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi kita, kemana kita akan menaruh dana investasi kita.
Ditengah turunnya harga saham, perusahaan Dana Pensiun BTN memilih bermain aman, dan tidak tertarik berburu saham. Direktur Utama Dapen BTN Mas Guntur Dwi Sulistyanto mengatakan untuk saat ini pihaknya tidak melakukan investasi baru ke saham tetapi berencana mengalihkan ke instrumen fixed income yang berjangka pendek. Portofolio pilihan Dana Pensiun BTN antara lain obligasi, surat berharga negara (SBN) dan deposito berjangka yang memang cenderung aman walau imbal hasil tidak terlalu besar.
Sementara itu perusahaan Dana Pensiun Astra melihat peluang mengembangkan dananya lebih maksimal dengan cara mengoleksi saham-saham yang terdiskon saat ini. โKami selektif dalam pembelian saham yang memiliki fundamental bagus dan harganya juga sudah turun cukup tajam,โ kata Presiden Direktur Dana Pensiun Astra,Suheri kepada Kontan.co.id, 18/03.
Anjloknya harga saham juga menarik perhatian BPJS Ketenagakerjaan untuk memaksimalkan potensi pengembangan investasi. BPJS Ketenagakerjaan berencana mengalokasikan Rp 6 triliun hingga Rp 8 triliun untuk diinvestasikan di instrumen saham pada tahun ini.
“Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten”, kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto sebagimana dilansir CNBC Indonesia 16/03.
Jangankan Anda, perusahaan-perusahaan pun memiliki sikap yang berbeda dalam pengelolaan keuangan dan investasinya. Bagaimana dengan Anda? Sudah siap melakukan langkah-langkah investasi selanjutnya?
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..