Indeks Saham Turun, Saatnya Masuk Belajar Investasi?

Hari ini (09/06) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi 4899,88 setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik 5.300-an. Penurunan tersebut dipahami oleh para pengamat ekonomi sebagai akibat dari kondisi umum ekonomi global yang cenderung melambat. Akibatnya ekspor kita pun menurun karena pasar-pasar tujuan di luar negeri melemah. Di dalam negeri sendiri, insentif dari pembangunan infrastruktur belum mampu mengencangkan laju roda perekonomian. Para ahli sepakat bahwa efek pembangunan infrastruktur dan belanja pemerintah baru akan terasa sekitar 6 bulan kedepan.

Penurunan IHSG sendiri bukan berarti semua industri dan dunia usaha menurun. Sebagai catatan, dari 481 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), 90 perusahaan membukukan kenaihan nilai saham, 295 menurun, dan sisanya tetap. Karena itu, kecenderungan harga saham yang terus turun, tidaklah terlalu mengejutkan. Fluktuasi ini wajar terjadi dan telah dialami berkali-kali termasuk dimasa-masa krisis sebelumnya (lihat tabel di bawah ini).

Data pertumbuhan IHSG dalam 5 tahun terakhir. (Bloomberg)

Data pertumbuhan IHSG dalam 5 tahun terakhir. (Bloomberg)

Lalu apa efeknya atau peluang bagi Anda? Jika Anda sudah terbiasa dengan dunia investasi pasar modal seperti saham ataupun reksadana saham, maka bisa jadi saat ini Anda sedang menimbang-nimbang untuk membeli saham-saham yang lagi turun ataukah tetap membeli saham yang bertahan atau malah bisa naik. Bagi Anda yang baru belajar ingin mengenal dunia investasi saham atau reksadana saham, ini saat yang baik. Karena, sebagaimana barang jualan, harga saham cenderung murah demikian juga poin reksadana. Dengan demikian Anda dapat menerapkan prinsip dunia investasi: beli saat murah dan jual saat mahal.

Namun, bukan berarti bahwa kami mendorong Anda fokus mencari saham-saham yang lagi turun harga alias murah. Investasi saham ataupun reksadana saham bisa menjadi investasi jangka panjang. Karena itu, sebaiknya memilih saham-saham yang Anda yakini bakal berfluktuasi positip dalam jangka panjang. Bisa saja harga saham tersebut saat ini masih mahal karena dia tidak ikut-ikutan turun alias cukup kuat menahan goncangan ekonomi. Inilah saham yang disebut memiliki dasar (fundamental) yang kuat.

Demikian juga dengan reksadana saham, penurunan harga yang terjadi saat ini bisa menjadi pertimbangan, tetapi track record pertumbuhan reksadana tersebut dalam periode beberapa tahun sebelumnya sebaiknya tetap menjadi bahan pertimbangan. Sebaiknya pilihlah reksadana yang berfluktuasi positip, dan jika bisa pertumbuhannya lebih tinggi dari pertumbuhan IHSG. (Baca juga: Tips Memilih Reksadana Terbaik).

 

 

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: