Perselisihan antara salah seorang investor CV Panen Mas dengan Ligwina Hananto (financial planner, pimpinan QM Financial) berawal dari lenyapnya investasi Hery Mada Indra senilai Rp245 juta. Diakuinya, atas rekomendasi Ligwina, Hery berinvestasi di CV Panen Mas yang katanya mengembangkan usaha bisnis pertanian dan peternakan.
Pada bulan Februari 2013, Hery berinvestasi Rp 183,5 juta di Panen Mas, yakni Rp 47,5 juta untuk paket singkong, Rp 60 juta untuk paket ayam puyuh, dan Rp 76 juta paket ayam super. Pada bulan April 2013 Hery menambah investasinya sebesar Rp104 juta. Menurut Hery, setidaknya 50-an orang yang diketahuinya ikut berinvestasi di CV Panen Mas.
Baca juga: Tips Memilih Financial Planner Profesional.
Pembayaran setoran ke nasabah semula lancar. Akan tetapi pada bulan Juni 2013, CV Panen Mas mulai terseok dan tidak lagi membayarkan hasil investasi kepada Hery. Hery mengkonsultasikan permasalahan ini dengan Fitriavi Noeriman, konsultan QM Financial yang ditugaskan membantu pengelolaan keuangannya. Tidak lupa Hery juga menghubungi Ari Pratomo, pimpinan CV Panen Mas. Ari Pratomo berkelit bahwa perusahaannya sedang kesulitan keuangan.
QM Financial kemudian menurunkan tim untuk memeriksa kondisi lapangan CV Panen Mas. Menurut mereka, temuan lapangan sangat berbeda dengan yang dilaporkan. QM Financial tidak merinci hal tersebut, namun patut disayangkan bahwa pengecekan lapangan baru dilakukan setelah ada masalah.
Selanjutnya, karena tidak juga mendapatkan penjelasan tentang masalah yang dihadapinya, Hery mengadukan permasalahannya melalui koran Kompas. Sontak permasalahan ini mendapat perhatian luas. Merasa dikaitkan dalam permasalahan kliennya, Ligwina Hananto mengemukakan bahwa dirinya sebagai financial planner tidak pernah menawarkan produk investasi tertentu kepada kliennya. Klienlah yang meminta dicarikan. Anehnya, QM Financial justru menawarkan CV Panen Mas dengan alasan Hery menginginkan investasi yang agresif.
Analisa Tak Profesional
Hery menjelaskan bahwa Fitriavi Noeriman menepis keraguan Hery dengan menegaskan bahwa ia telah mengecek sendiri fisik perkebunan dan peternakan CV Panen Mas. Tidak lupa Fitriavi meyakinkan bahwa investor-investor lainnya aman-aman saja di CV Panen Mas. Hal tersebut menguatkan pernyataan Ligwina lainnya yang menegaskan bahwa mereka telah menganalisa produk bisnis/investasi sebelum ditawarkan kepada klien.
Anehnya, beberapa jenis bisnis bermasalah ternyata masuk dalam daftar produk yang juga direkomendasikan kepada klien. Selain menawarkan CV Panen Mas, QM Financial juga menawarkan sejumlah paket investasi investasi emas di GTIS (Global Trade International Syariah yang belakangan juga terbukti bermasalah). Kasus ini menunjukkan kelemahan financial planner mendeteksi potensi resiko suatu tawaran bisnis/investasi.
Keterkaitan QM Financial dalam kisruh ini semakin mengerucut ketika Ligwina Hananto mengemukakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan program pengganti bagi investasi Hery sebagai klien. Bisa jadi ini menjadi bentuk pertanggungjawaban sekaligus pengakuan QM Financial atas keteledorannya dalam menjalankan usaha pendampingan pengelolaan keuangan.
Ari Pratomo sudah ditangkap pihak kepolisian pada pertengahan November 2013 lalu dan di tahan di Kapolsek Cicurug, Sukabumi. Meskipun demikian, sebagaimana kasus-kasus penipuan lainnya, belum ada kabar tentang pertanggungjawaban CV Panen Mas kepada nasabahnya. Siapa yang mengetahui keberadaan dan penguasaan aset-aset CV Panen Mas? Harapan tentu ada pada pihak berwajib, meski dalam kasus-kasus penipuan selama ini nasib investasi para korban selalu berakhir di kabur tak jelas.
Baca juga: Aneka Tren Bisnis Gadungan yang Marak di Tengah Masyarakat.
Mengamati kasus ini, dapat disimpulkan bahwa seorang financial planner sekalipun tidak selalu dapat diandalkan dalam pengelolaan keuangan ataupun pengambilan keputusan-keputusan investasi dan bisnis. Keputusan akhir tetaplah berada di tangan klien/nasabah setelah melalui pertimbangan dan pemikiran yang baik.
Setiap usaha pasti memiliki resiko. Untuk meminimalkan resiko, sebaiknya Anda mempelajari dan memahami betul usaha/investasi yang akan Anda masuki. Ketahui siapa pengelola keuangan Anda dan bagaimana uang Anda diinvestasikan. Jika terdengar terlalu muluk-muluk tanpa didukung data yang jelas, lupakan saja. Tinggalkan sebelum terjerat.Bagaimanapun masih banyak produk dan jenis investasi yang lebih aman, dan resmi dari sisi legalitas.
Tips: Nurani Anda adalah financial planner terbaik.
(Dari berbagai sumber termasuk Kontan, Infovesta.com, dll.)
Investasi yang memberikan return tinggi, di atas kewajaran, perlu ditanyakan.Jangan mudah terbujuk rayuan, oleh seorang FP sekalipun.