Untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyaraat tentang investasi reksadana, Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) menggelar even edukasi bertajuk “Pekan Reksadana Nasional.” Untuk tahun 2013, acara ini berawal di Medan tanggal 24 – 26 Mei 2013 sebagai lanjutan dari serangkaian sosialisasi reksadana yang dimulai sejak tahun 2010.
Acara Pekan Reksadana 2013 selanjutnya akan digelar di Surabaya, tanggal 11 – 13 Oktober 2013, bertempat di Atrium Linear Ciputra World. Pihak APRDI memang sengaja memilih mall sebagai tempat penyelenggaraan sosialisasi reksadana karena mal merupakan salah satu ruang interaksi keluarga. Dengan demikian diharapkan nantinya reksadana merupakan bagian sehari-hari dari interaksi keluarga. Reskadana bukanlah topik sulit, melainkan harus menjadi pilihan utama dalam investasi keluarga Indonesia.
“Kami ingin keluarga Indonesia mulai menjadikan reksadana sebagai pilihan utama berinvestasi, bukan lagi sebuah alternatif untuk berinvestasi,” kata Denny R. Thaher, ketua APRDI pada penyelenggaraan tahun lalu.
Hal tersebut tidaklah berlebihan, mengingat reksadana sebetulnya bisa menjadi pilihan investasi untuk berbagai tujuan keuangan keluarga seperti merencanakan pendidikan anak, persiapan pensiun, membeli rumah atau kendaraan, meningkatkan aset keluarga dan tujuan-tujuan lainnya. Reksadana pun memiliki keunggulan seperti nilai minimum investasi yang kecil, dengan berbagai pilihan investasi. Reksadana pun merupakan salah satu pilihan terbaik bagi para investor pemula.
Sayangnya, investor reksadana di Indonesia masih terbilang kecil, yaitu baru berkisar 160an ribu orang dengan dana kelola hanya Rp190 trilyun. Investasi masyarakat Indonesia di reksadana pun masih kecil yaitu hanya sekitar 2,2% dari total PDB. Bandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 19,5%, Thailand 20% dan Malaysia 49%. Masyarakat Indonesia masih menganggap tabungan sebagai tempat aman menginvestasikan uang, meski bunganya sangatlah kecil.
Untuk membantu memperoleh hasil investasi yang lebih baik, pengetahuan reksadana menjadi mutlak ditengah meningkatnya kelas menengah Indonesia. Selain itu, tidak dapat dipingkiri bahwa masyarakat memerlukan instrumen investasi untuk membiakkan uang sekaligus mengatasi laju inflasi. Dengan sosialisasi yang baik dan dukungan berbagai institusi serta pemerintah, APRDI optimistis industri reksa dana akan berkembang lebih pesat. APRDI menargetkan bisa menggaet 5 juta investor dengan dana kelolaan sekitar 10% dari PDB dalam program lima tahun ke depan.
Di ajang Pekan Reksadana 2013, sejumlah perusahaan Manajer Investasi dipastikan ikut berpartisipasi untuk melayani pertanyaan pengunjung seputar keunggulan produk reksadana, cara bertransaksi, dan tips-tips seputar investasi reksadana.
Berapa keuntungan yg saya dapat bersih setelah dipotong pajak untuk investasi dibawah dan diatas 1 Miliyard perbulan dan pertahun
Berapa interest yg saya dapat dan ada jaminan security tidak
Segala bentuk investasi memiliki potensi income dan resikonya sendiri. Saat akan membuka warung sekalipun, tidak ada jaminan akan laris atau bangkrut bukan? Semua harus dikelola, dipelajari dan dikembangkan untuk mencapai hasil maksimal. Demikian juga dengan investasi reksadana, bisa turun naik. Akan tetapi sebagai gambaran, rata-rata pengembalian tahunan reksadana saham 10 tahun terakhir adalah di kisaran 25%. Bukan angka yang kecil bukan? Apalagi bila dibandingkan dengan bunga deposito sekitar 5 – 7% pertahun… Bunga tabungan? YAng jelas lebih rendah lagi. Makanya tabungan bukanlah bentuk investasi.