Perlukah Asuransi Kesehatan Tambahan: Menyikapi Keterbatasan BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan telah menjadi pilar utama dalam sistem jaminan kesehatan nasional Indonesia, memberikan akses layanan medis kepada jutaan warga. Sejumlah tantangan dan keterbatasan BPJS Kesehatan cukup marak menjadi perbincangan publik, membuat Menteri Kesehatan, Budi Gunadi juga mendorong masyarakat mempertimbangkan asuransi kesehatan tambahan untuk perlindungan yang lebih komprehensif.

1. Ancaman Defisit Keuangan BPJS Kesehatan

Pada akhir 2024, BPJS Kesehatan diperkirakan mengalami defisit sekitar Rp20 triliun. Defisit ini disebabkan oleh peningkatan klaim layanan kesehatan yang melebihi pendapatan dari iuran peserta. Jika kondisi ini berlanjut tanpa penyesuaian iuran atau strategi pembiayaan lainnya, BPJS Kesehatan berisiko mengalami gagal bayar klaim rumah sakit pada 2025 atau 2026.

2. Peningkatan Utilisasi Layanan

Setelah pandemi COVID-19, terjadi lonjakan signifikan dalam penggunaan layanan BPJS Kesehatan. Jumlah klaim harian meningkat dari sekitar 252.000 pada 2014 menjadi 1,7 juta pada 2024. Peningkatan ini, meskipun mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap layanan kesehatan, juga menambah beban keuangan BPJS Kesehatan.

3. Kapasitas Layanan Rumah Sakit Terbatas

Meskipun BPJS Kesehatan menegaskan tidak ada pembatasan kuota layanan, kapasitas rumah sakit tetap menjadi kendala. Jumlah dokter spesialis dan jam praktik yang terbatas menyebabkan antrean panjang dan waktu tunggu yang lama bagi peserta BPJS Kesehatan. Sejumlah pasien termasuk yang kritis harus menunggu berminggu-minggu sampai bulanan untuk mendapatkan pelayanan yang diperlukan. Tidak sedikit yang terlanjur meninggal sebelum mendapatkan pertolongan medis.

4. Cakupan Pembiayaan yang Terbatas

BPJS Kesehatan belum mampu menanggung 100% biaya pengobatan untuk semua jenis penyakit. Misalnya, dalam kasus penyakit jantung, BPJS mungkin hanya menanggung sebagian dari biaya perawatan, sementara sisanya harus ditanggung oleh pasien. Dalam prakteknya pasien harus membeli obat diluar yang ditanggung BPJS.

5. Pengalaman Negatif Masyarakat

Beberapa peserta BPJS Kesehatan melaporkan pengalaman kurang menyenangkan, seperti antrean panjang, keterbatasan layanan, dan kendala administrasi. Meskipun BPJS Kesehatan berupaya meningkatkan kualitas layanan, tantangan ini masih dirasakan oleh sebagian masyarakat.

Kesimpulan: Pentingnya Asuransi Kesehatan Tambahan

Meskipun BPJS Kesehatan memberikan manfaat besar, berbagai keterbatasan dan tantangan yang dihadapi menunjukkan bahwa memiliki asuransi kesehatan tambahan sangat penting. Asuransi tambahan dapat memberikan perlindungan lebih luas, akses ke layanan kesehatan yang lebih cepat dan berkualitas, serta mengurangi beban biaya pengobatan yang tidak ditanggung oleh BPJS. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa lebih aman dan terlindungi dalam menghadapi berbagai risiko kesehatan.

Baca selengkapnya: Tips Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik

Nah, seperti apa pengalaman dengan asuransi kesehatan yang Anda miliki? Atau apa fasilitas yang Anda harapkan dari asuransi kesehatan tambahan?

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..