Banyak orang beranggapan bahwa investasi saham hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang kaya. Tentu saja pemikiran ini sangatlahketinggalan zaman. Bagi Aab Abdullah, si mantan sopir taksi di Jakarta, berinvestasi saham adalah sumber penghasilan yang kini telah membuahkan tabungan ratusan juta dan sebuah mobil yang dijalankannya sebagai taksi berbasis aplikasi.
Aab memulai investasi saham sekitar satu setengah tahun yang lalu dengan modal Rp 3 juta. Seiring perjalanan waktu ia berhasil memutar modalnya dan menikmati keuntungan hingga Rp 180 juta.
Kisah inspiratif ini terungkap dalam ajang penyerahan penghargaan bagi para pengguna MOST, aplikasi trading saham PT Mandiri Sekuritas yang digelar Jumat (2/12/2016). Aab pun menyabet penghargaan MOST Inspiring Customer 2016, sebuah penghargaan bagi nasabah Mandiri Sekuritas yang paling inspiratif dalam mengembangkan investasi di pasar modal.
Aab sendiri bekerja sebagai sopir taksi sejak 2011 pada perusahaan taksi terbesar di Indonesia. Karena sering mangkal di sekitar kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Aab kerap melihat kalimat pesan yang berhubungan dengan saham. Salah satu pesan yang sangat menggugah rasa ingin tahunya adalah spanduk “Yuk Nabung Saham!” Ia pun penasaran.
Sebagai sopir, dia terbiasa mengajak ngobrol penumpang, termasuk membahas soal saham. Salah seorang penumpangnya menyarankan Aab untuk memutar siaran radio yang membahas soal saham yang diselingi alunan musik sebagai hiburan di dalam kendaraan.
Di kesempatan lain, penumpangnya menyarankan Aab untuk datang ke event Yuk Nabung Saham, yang memang rutin digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bursa Efek Indonesia.
Baca juga: Mengenal Investasi Saham
Ia mengikuti saran penumpangnya. Ia ingat waktu itu handphone-nya masih model polyphonic. Setelah berdiskusi dengan petugas perusahaan sekuritas, ia disarankan juga sebaiknya menggunakan smartphone agar bisa memantau harga saham dari hp. Dari event Yuk Nabung Saham-lah awal mula Aab mempelajari pengetahuan tentang pasar modal.
Tiga bulan kemudian Aab telah mengganti hp dengan smartphone murah. Ia pun sudah menyiapkan dana Rp3 juta sebagai modal awal. Aab memutuskan untuk menanamkan saham PT Wijaya Karya (WIKA). Karena belum terlalu paham, awalnya Aab hanya menjadi investor. Ia menanam duitnya tetapi tidak melakukan aktivitas jual beli.
Kemudian Aab memutuskan untuk menambah ilmunya. Ia pun rajin mengikuti kelas-kelas trading yang kerap diadakan oleh perusahaan sekuritas. Bagi Aab, berinvestasi saham tak pelu menunggu menjadi jagoan ilmu saham. Ia lalu bergeser dari sekedar investor menjadi trader, yaitu investor saham yang rutin bertransaksi jual beli saham.
Dalam bertransaksi saham, Aab memegang prinsip sederhana: “Merah Tahan, Hijau Jual”. Aab juga paham bahwa, berinvestasi saham tetaplah ada risikonya. Ia membeli saham-saham yang bereputasi baik tetapi karena faktor-faktor tertentu, harga sahamnya terus turun. Istilahnya beli saham murah, akan tetapi, seiring berjalannya waktu, harga saham yang dibeli kembali merangkak naik. Aab pun mencetak laba saat menjual sahamnya.
“Keuntungan pertama Rp 300.000 dalam tiga minggu,” kata Aab mengenang pengalaman awalnya berinvestasi saham sebagaimana dilaporkan Kompas.com.
Seiring perjalanan waktu dan bertambahnya pengetahuan, Aab menambah portofolio investasi untuk membeli beberapa saham lain, termasuk saham BUMD perbankan. Lebih jeli melihat risiko dan peluang, Aab pun lambat laun meraup untung.
Dengan ketelitian dan prinsip hati-hati dalam bertransaksi, Aab pernah mencatat keuntungan sebesar Rp 11 juta dalam kurun waktu tiga hari. Keuntungan tentu berflktuasi sesuai ketepatan dalam menentukan saat jual beli. Dari keuntungan bermain saham itu, Aab kini bisa membeli sebuah mobil. Dengan mobil barunya itu, kini Aab bekerja sebagai sopir berbasis aplikasi sehingga ia lebih bebas menggunakan waktu, termasuk untuk mengamati pergerakan harga saham.
Kepada para pemula yang ingin mengenal dunia trading saham, Aab berpesan bahwa dunia saham bukanlah hal yang sukar-sukar amat.
“Trading saham itu mudah. Ini beneran, saya sendiri sudah mengalami sendiri, asal kita fokus, sering ikut kelas trading, itu penting,” kata Aab membagi tips. Ia juga menyarankan bahwa para investor harus bisa menahan diri untuk segera mengambil keuntungan.
Suherman: Satpam pun Berinvestasi Saham
Kisah indah berinvestasi saham juga dialami Suherman yang bekerja sebagai petugas keamanan alias Satuan Pengamanan (Satpam) asal Bandung. Pria berusia 34 tahun itu tertarik ke dunia pasar modal sejak 2008.
Lelaki lulusan D3 jurusan Administrasi Bisnis di Bandung itu telah bekerja sebagai petugas keamanan gedung sejak 2005. Kini, dia bekerja sebagai satpam di Mandiri Prioritas Bandung.
Sejak 2008 ia sendiri mencari tahu apa itu saham, bagaimana investasi saham, dan lainnya, melalui buku-buku dan internet. Kemudian, pada 2011, dia memutuskan untuk memulai investasi saham dengan menanamkan modal Rp7 juta.
“Pertama dulu Rp7 juta beli saham semen dan konstruksi. Sekarang keuntungannya dalam tiga hari bisa Rp2 juta, ada juga Rp500.000. Kalau saya dari portofolio 60% buat tabungan, 40% buat trading,” kata Suherman sebagaimana dilansir Bisnis.com.
Dia pernah mengantongi untung Rp2 juta dalam 3 hari saat membeli saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Waktu itu, dia memborong saham ANTM senilai Rp8 juta. Tak disangka, ANTM melejit dan langsung untung dalam waktu 3 hari saja.
Kini, portofolio yang dikumpulkannya melalui rekening nasabah telah mencapai Rp70 juta dari modal awal Rp7 juta. Dari penghasilan berinvestasi saham membantu Suherman untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Menurut Suherman, berinvestasi di pasar modal itu tidak perlu takut. Supaya investasi saham bisa memberikan kesejahteraan di masa depan, ia menyarankan para investor individu seperti dirinya untuk terus belajar dan menambah pengalaman berinvestasi. (AL)

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..