Indeks Saham Turun, Saatnya Beli? Apa Kata Analis?

saham_indonesiaBebarapa waktu belakangan harga saham terus turun setelah rilis data pertumbunhan ekonomi Indonesia di triwulan pertama yang hanya 4,7%. Rekor IHSG yang sempat tercetak di posisi 5.523 terus turun dan sempat mencapai 5.086, dan hari ini berada di 5.182. Lalu apa kata analis dan pelaku investasi? Apakah ini saatnya memborong saham-saham yang kini lebih murah? Bagaimana prospek ke depan?

Para analis berpendapat bahwa investor menaruh harapan berlebihan pada pemerintahan Jokowi – JK. Hal itulah yang mendoron tercapainya rekor IHSG di awal April 2015. “Market terlalu memberikan ekspektasi yang tinggi pada pemerintahan baru dengan pembangunan infrastruktur yang lebih agresif,” kata Teuku Hendry Andrean, analis Danpac Sekuritas.

Namun demikian, tidak tercapainya harapan investor di triwulan pertama tahun ini bisa jadi disebabkan karena realisasi belanja pemerintah yang memang belum berjalan. Sejumlah proyek belum bergerak sampai dengan April 2015, padahal justru belanja pemerintalah yang diharapkan dalam masa-masa sulit ini untuk mendorong perekonomian. Karenanya berita bahwa pembangunan infratruktur proyek strategis mulai berderak di awal Mei 2015, menyiratkan optimisme. Harry Su, Head of Research Bahana Sekuritas pun memperkirakan IHSG bakal bertengger di posisi 5.800 pada akhir tahun ini.

Rekomendasi

Dengan turunnya harga-harga saham saat ini, bisa menjadi peluang untuk menambah koleksi investasi saham Anda. Namun demikian investor kawakan yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, Le Kheng Hong mengingatkan agar investor tidak asal memborong. Le Kheng Hong sangat memperhatikan nilai instrinsik (fundamental) suatu perusahaan. Ia menyarankan untuk mengenali bisnis perusahaan lalu amati indikator kinerja seperti penjualan, pendapatan, laba bersih, posisi aset, modal, hutang, nilai buku, jumlah saham, earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), return on equity (ROE), dan sebagainya.

Terkait soal saham yang baik dibeli saat ini, sepertinya perusahaan consumer goods yang selama ini dikenal cukup tangguh menghadapi gempuran krisis tetap bisa dipertimbangkan. Para analis pun menjagokan UNVR dan ROTI. Meski labanya turun, ICBP juga dianggap tetap masuk hitungan saham yang memiliki prospek baik. Sementara di sektor perbankan, ada BBTN yang mencatat kenaikan laba 18% di triwulan pertama 2015.

Dengan mulainya rencana pembangunan infrastruktur, saham-saham sektor konstruksi pun makin berkilau. PTPP memberi catatan yang baik dengan kenaikan laba bersih 52% menjadi Rp93,6 milyar. Meski labanya anjlok 34,5% di periode yang sama, ADHI tetap berada dalam daftar saham yang dijagokan sejumlah analis, termasuk oleh Joko Soegi (Danareksa).

Ellen May, pakar sekaligus edukator investasi melihat bahwa harga-harga saham masih akan turun. Karenanya ia menyarankan para investor jangka panjang untuk mengunggu penurunan lebih lanjut dan mulai shopping saham di bulan Oktober 2015. Namun untuk para investor jangka pendek (trader) Ellen berpendapat bahwa mereka masih bisa mengambil untung dengan memanfaatkan pantulan-pantulan saham beberapa bulan ke depan. (Kontan, Infovesta, Kompas).

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: