Meski kecil, biaya ATM bisa jadi momok bagi mereka yang sering bertransaksi via ATM. Coba cek biaya ATM di buku rekening Anda. Lumayan bukan? Karena itu sangatlah penting untuk mengetahui biaya transaksi ATM supaya biaya sering luput dari perhatian ini, tidak membebani keuangan Anda dan keluarga. Info lainnya adalah, penyedia jasa internet seperti ATM Prima, ATM Bersama, serta semua bank anggotanya ternyata telah sepakat untuk menaikkan biaya transaksi ATM sekitar 50%, terhitung sejak tanggal 1 November 2014!
Rincian kenaikan tarif biaya transaksi ATM bank adalah sebagai berikut:
Dapat dimaklumi memang bahwa bank sdang berusaha mengatasi masalah likuiditas yang diakibatkan oleh semakin ketatnya pegaturan perbankan disertai kewaspadaan efek negatif dari membaiknya perekonomian Amerika. Berbagai cara pun dilakukan perbankan untuk menambah pundi-pundinya, termasuk mengurangi tingkat suku bunga deposito untuk nasabah bersaldo besar serta menaikkan pendapatan dari fee-based income; yaitu komisi yang diperoleh dari layanan jasa dan produk bank kepada nasabah.
Namun, kenaikan biaya transaksi ATM dapat menjadi kontraproduktif terhadap upaya pemerintah menggenjot financial inclusion (keterlibatan finansial) masyarakat. Selama ini pemerintah memang getol melakukan berbagai sosialisasi agar masayarakat dapat terhubung dengan dan berminat menggunakan jasa perbankan dan lembaga keuangan resmi lainnya. Penambahan biaya transaksi jelas dapat mengurangi ketertarikan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan. Bila melirik praktek serupa di negara lain, umumnya biaya transaksi ATM justru berbiaya rendah bahkan gratis demi menarik masyarakat menikmati manfaat jasa perbankan.
Karena itu Bank Indonesia (BI) perlu meregulasi biaya transaksi ATM yang sudah cenderung tinggi ini. Pasalnya diwaktu yang sama, BI sedang berencana justru menurunkan biaya perbankan lainnya yaitu tarif sistim kliring nasional (SKN) dan sistm pembayaran cepat (RTGS). Saat ini tarif biaya SKN adalah sekitar Rp5000 – Rp7000 per transaksi dan Rp20.000 – Rp30.000 per transaksi untuk RTGS.
Pihak perbankan sendiri berkilah bahwa rencana kenaikan biaya transaksi ATM sudah dipertimbangkan matang-matang untuk menutup biaya operasional dan maintenance ATM yang tinggi. “Pengelolaan ATM, pengelolaan uang tunai, biaya logistik, biaya distribusi untuk pengelolaan uang itu mahal,” kata Rahmat Broto Triaji, Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri, sebagimana dilansir Majalah Stabilitas.
Dengan kenaikan biaya transaksi ATM, masyarakat selaku pihak yang akan menanggung beban biaya ini, sudah bisa memprediksi jumlah uang serupa yang akan berkurang dari saldo tabungan dimasa mendatang. Ini belum termasuk lagi biaya adminsitrasi bank dan pajak. Karena itu, sebagai nasabah, sebaiknya mulailah membiasakan diri semakin selektif dalam bertransaksi agar pengeluaran tidak bertambah mendadak. Daripada cek saldo via atm, ada baiknya gunakan internet banking atau mobile banking yang (masih) gratis bukan? Atau ada trik lainnya?
Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..