Prediksi Tren Keuangan Milenial & Gen Z 2026: Pinjol, Kripto, Budgeting, atau Side Hustle?

Memasuki tahun 2026, perilaku finansial Milenial dan Gen Z di Indonesia diprediksi akan mengalami perubahan besar. Dua generasi ini kini mendominasi angkatan kerja dan konsumsi digital, sehingga tren keuangan mereka akan ikut membentuk arah ekonomi rakyat. Faktor-faktor seperti tingginya inflasi, kenaikan harga kebutuhan, stagnasi gaji, hingga perkembangan teknologi keuangan membuat cara mereka mengelola uang ikut berevolusi.

Tantangan Finansial 2026: Realitas yang Tidak Bisa Diabaikan

Sebelum membahas tren, penting memahami kondisi ekonomi yang mendorong perubahan perilaku generasi muda:

a. Inflasi masih tinggi, harga kebutuhan makin naik

Menurut BPS, inflasi 2024 berada di kisaran 2.6% – 3.2%, namun harga pangan dan transportasi mengalami kenaikan lebih tinggi dari inflasi umum. Harga kebutuhan pokok pada 2025–2026 diprediksi tetap tinggi karena volatilitas pangan dan pelemahan ekonomi global.

Kenaikan harga pangan, transportasi, dan perumahan membuat pendapatan generasi muda semakin “tergerus”. Banyak orang merasa gaji sudah masuk… tapi tiga hari kemudian sudah habis.

b. Gaji stagnan, beban hidup naik

Laporan Bank Indonesia – Survei Konsumen 2024–2025 menunjukkan bahwa:

  • Sebagian besar rumah tangga muda merasa pendapatan mereka “tidak naik signifikan”
  • Ekspektasi kenaikan upah tahun 2025-2026 relatif flat

Hal ini mendorong lebih banyak generasi muda mencari sumber pendapatan alternatif.

c. Literasi keuangan masih rendah

Survei OJK menunjukkan literasi keuangan Gen Z masih belum ideal. Meski melek digital, banyak keputusan finansial dibuat secara impulsif—terutama terkait belanja dan investasi berisiko.

d. Maraknya gaya hidup instan di media sosial

FOMO membuat banyak anak muda membelanjakan uang demi mengikuti tren. Ini berkontribusi pada hutang konsumtif dan kurangnya tabungan jangka panjang.

Dengan tantangan tersebut, wajar jika banyak anak muda mencari cara baru mengatur uang. Dan di sinilah tren keuangan 2026 mulai terbentuk.

Tren Keuangan Milenial & Gen Z 2026 yang Perlu Diantisipasi

Pinjaman Online: Akan Makin Ketat, Tapi Tetap Tinggi Peminat

Data OJK 2024 mencatat:

  • Outstanding pinjol: Rp 61 triliun
  • Kredit macet (TWP90) kelompok usia 19–34 tahun: paling tinggi dibanding kelompok usia lain

Menurut laporan OJK, lebih dari 60% pengguna pinjol adalah Gen Z dan Milenial. Tapi mengapa pinjol tetap diminati?

  • Proses cepat dan mudah
  • Cocok untuk kebutuhan dadakan
  • Tidak perlu jaminan
  • Aplikasi sudah menjadi bagian dari smartphone

Namun tren 2026 menunjukkan pola baru:

Prediksi 2026: Pemakaian pinjol masih tinggi, tapi lebih selektif

Beberapa indikator yang memengaruhi:

  • Regulasi pemerintah makin ketat terhadap bunga dan debt collector
  • Meningkatnya kesadaran bahaya pinjol ilegal
  • Semakin banyak edukasi keuangan melalui TikTok, YouTube, dan blog

Tren “Debt Detox”

Generasi muda yang semakin sadar, akan mulai melakukan “detoks hutang”—mengurangi pinjol, merenegosiasi cicilan, hingga mengikuti komunitas bebas hutang.

Namun, risiko tetap ada:

Kredit macet dari kalangan Gen Z diprediksi masih tinggi karena:

  • Income tidak stabil
  • Belanja impulsif
  • Kurangnya disiplin budgeting

Pinjol tidak akan hilang di 2026, namun penggunaannya akan lebih terkontrol dan lebih banyak yang mulai mencari solusi finansial jangka panjang.

Kripto & Aset Digital: Kembali Booming?

Menurut Bappebti, jumlah investor aset kripto Indonesia pada 2024 telah mencapai lebih dari 20 juta, sebagian besar berasal dari usia 18–30 tahun.

Laporan global seperti Chainalysis 2024 juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan digital asset adoption tertinggi di Asia Tenggara. Banyak yang memprediksi tahun 2026 akan menjadi salah satu fase pertumbuhan kripto, terutama karena:

  • Teknologi blockchain makin matang
  • Support dari institusi besar
  • Aplikasi Web3 yang semakin user-friendly
  • Adopsi koin stabil (stablecoins) untuk transaksi sehari-hari

Mengapa Gen Z sangat tertarik dengan kripto?

  • Entry barrier rendah
  • Bisa mulai dengan modal kecil
  • Potensi cuan cepat
  • Banyak influencer membahas aset digital
  • Lebih cocok dengan budaya digital-native

Prediksi kripto 2026:

  • Lebih banyak Gen Z mengalokasikan sebagian kecil income ke kripto, terutama ke aset yang lebih stabil.
  • Banyak aplikasi finansial tradisional akan menyediakan fitur crypto investing.
  • AI + blockchain mulai menjadi pusat inovasi baru.

Risiko tetap besar

  • Volatilitas tinggi
  • Hype-based investing
  • Scam dan rug pull
  • Kurang pengetahuan fundamental

Akan ada dua tipe investor generasi muda:

  1. Yang makin bijak dan hanya mengalokasikan 5–10% portofolio
  2. Yang tetap spekulatif dan mudah percaya influencer

Namun secara umum, kripto akan menjadi bagian dari portofolio anak muda di 2026, bukan lagi tren sementara.

Budgeting Apps: Dari Opsional Menjadi Kebutuhan

Dengan tekanan ekonomi, generasi muda semakin sadar pentingnya mengatur uang. Survei BI Consumer Expectation Index 2024 menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi finansial meningkat lebih dari 30% per tahun; 47% rumah tangga muda mulai rutin mencatat pengeluaran.

Di 2026, aplikasi budgeting akan menjadi salah satu alat paling populer, seperti:

  • Jurnal Keuangan
  • Money Lover
  • Aplikasi bank digital
  • Spreadsheet personal + AI

Mengapa budgeting jadi tren besar?

  • Anak muda mulai sadar bahwa tanpa kontrol pengeluaran, income berapa pun tetap habis
  • Fitur otomatisasi dari bank digital semakin memudahkan
  • Banyak aplikasi menyediakan AI financial coach
  • Tantangan viral seperti “No Spend Challenge”, “30 Day Saving Plan”, semakin populer

Prediksi 2026: Budgeting jadi habit baru Gen Z

  • Lebih banyak yang melakukan tracking pengeluaran harian
  • Penggunaan auto-save & auto-invest meningkat
  • AI membantu mengingatkan jika mulai overspending
  • Banyak yang belajar menggunakan envelope budgeting digital

Budgeting tidak lagi dianggap aktivitas orang tua… tetapi menjadi lifestyle baru anak muda yang ingin merdeka secara finansial. Generasi muda di 2026 tidak lagi sekadar “hemat”, tetapi mengadopsi smart spending mindset.

Side Hustle: Dari Tren Menjadi Standar Hidup

Fenomena “gaji tidak cukup” bukan opini; ini fakta. Data BPS 2024 menunjukkan bahwa:

  • 70% pekerja usia 20–35 tahun menyatakan penghasilan hanya cukup untuk kebutuhan dasar.
  • 1 dari 3 pekerja muda sudah memiliki usaha sampingan (side hustle).

Karenanya salah satu tren terbesar di 2026 adalah peningkatan side hustle di kalangan Milenial dan Gen Z. Hal ini disupport juga oleh kemajuan teknologi yang semakin memudahkan pekerjaan sampingan serta kebutuhan nyata kalangan karyawan akan fleksibilitas waktu dan pemasukan tambahan

Apa saja jenis side hustle yang akan booming di 2026?

  1. Freelance digital: desain, editing video, ads manager
  2. Dropship & online selling melalui TikTok Shop dan Instagram
  3. Affiliate marketing dalam berbagai bentuk, mulai dari produk digital sampai asuransi dan network marketing (MLM – multi level marketing)
  4. AI-assisted services: pembuatan konten, copywriting, data cleaning
  5. Creator economy: micro-influencer, guru online, reviewer
  6. Jasa lokal: tutor, kursus, les musik, food business dari rumah

Prediksi 2026: 1 dari 3 Gen Z punya side hustle aktif

Ini bukan lagi pilihan… tapi solusi nyata mempertahankan kualitas hidup. Bahkan banyak yang mulai memakai side hustle sebagai:

  • Dana darurat
  • Dana traveling
  • Dana investasi
  • Tabungan menikah & rumah

Generasi muda mulai berpikir: “Gaji utama untuk hidup, side hustle untuk masa depan.”

Perilaku Finansial Baru Milenial & Gen Z di 2026

Berdasarkan tren di atas, berikut pola yang akan semakin terlihat:

1. Smart Spending, bukan Cheap Spending

Anak muda bukan ingin hemat, tapi ingin uang mereka bekerja lebih efektif, misalnya:

  • Langganan sharing
  • Belanja second-hand
  • Lebih memilih pengalaman daripada barang

2. Lebih peduli kesehatan finansial mental (Financial Wellness)

Banyak yang menyadari bahwa hutang berlebihan memengaruhi mental, sehingga mulai:

  • Menghindari cicilan konsumtif
  • Ikut komunitas bebas hutang
  • Konsultasi ke financial coach

3. Hybrid investing

Portofolio generasi muda mulai beragam:

  • Reksadana
  • SBN Ritel
  • Saham
  • Kripto
  • Emas digital

3.4. Melek teknologi finansial (Fintech Savvy)

Mereka makin terbiasa menggunakan:

  • Bank digital
  • E-wallet
  • Aplikasi budgeting
  • Platform investasi terpadu

Apa yang Harus Dilakukan Milenial & Gen Z Menyambut 2026?

Jika Anda ingin mengelola uang lebih bijak tahun depan, berikut langkah praktis:

  1. Buat budgeting jelas dan realistis. Gunakan aplikasi yang mudah dipakai dan lakukan pengecekan mingguan.
  2. Batasi pinjol hanya untuk kondisi sangat penting. Hindari memakai pinjol sebagai solusi untuk gaya hidup.
  3. Bangun side hustle lebih awal. Karena side hustle butuh waktu untuk berkembang.
  4. Diversifikasi investasi. Tidak perlu modal besar—mulai kecil tapi konsisten.
  5. Tingkatkan literasi keuangan. Ikuti blog, YouTube, podcast, dan komunitas.
  6. Bangun dana darurat minimal 3–6 bulan. Ini pelindung utama dari krisis finansial.

Kesimpulan: 2026 Akan Menjadi Tahun Keuangan yang Lebih “Cerdas”

Tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi Milenial dan Gen Z untuk membentuk kebiasaan finansial baru. Tekanan ekonomi membuat mereka tidak punya pilihan selain menjadi lebih bijak, lebih strategis, dan lebih kreatif dalam mengelola uang.

Pinjol masih ada, kripto semakin matang, budgeting jadi mainstream, dan side hustle menjadi standar hidup baru.

Generasi muda yang mampu beradaptasi sejak sekarang akan jauh lebih siap menghadapi tantangan finansial di 2026—dan bahkan bisa menjadikannya tahun penuh peluang. (KRP)

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..