Ini Dia si Ahli Soal Tidur dari China

sleep_testerTidur bisa jadi merupakan hal yang lazim. Tetapi tidak demikian bagi Wu Jun, 37, yang belakangan ini berprofesi sampingan sebagai “sleep tester” alias si penguji segala sesuatu yang berkaitan dengan tidur. Dia sendiri menyukai tidur dalam keadaan terang, tetapi sebagai sleep tester ia juga makin peka terhadap cahaya maupun suara. Karena keahliannya soal tidur itu, ia banyak mendulang rezeki.“Tidur bukan hanya soal ranjang. Pintu hotel, jendela, dan tirai semuanya merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas tidur,” papar Wu yang banyak mereview hotel untuk sebuah website perjalanan China bernama Qunar.

Koran berita Xinhua merujuk sebuah survei yang dilakukan tahun lalu oleh China Sleep Research Society mengungkapkan bahwa 38,2% orang dewasa di kota mengalami gangguan tidur. Angka ini jelas lebih tinggi dari rata-rata dunia yang hanya 27%. Tang Xiangdong, direktur China Sleep Research Society mengungkapkan bahwa tingkat stress, kurang tidur, dan faktor makanan merupakan penyebab utama dibalik masalah gangguan tidur,

Pertumbuhan masyarakat kelas menengah China juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kualitas hidup. Karena jumlah orang yang bepergian juga semakin meningkat, memilih hotel pun bukan hanya soal harga semata.

Wu yang berdiam di Shanghai merupakan salah satu dari sekitar 1.000 penguji soal tidur yang direkrut oleh Qunar sejak tahun 2010 lalu.

Tugas para tester ini adalah menginap setidaknya semalam di salah satu hotel lalu membuat reviewnya secara online, mengunggah foto serta memberi komentar tentang kualitas kamar serta kelengkapannya dan transportasi sekitar hotel.

“Saya juga menulis tentang merek seprei yang digunakan, bahan kasur, suara AC, bahkan penerangan dalam kamar,” kata Wu sambil menambahkan bahwa sebuah jam berwarna terang di dekat tempat tidur bisa membuatnya sulit tidur.

“Untuk hotel bandara atau hotel yang dekat dengan jalanan sibuk, jendela berkaca ganda akan sangat baik untuk menahan kebisingan dari luar. Demikian juga tirai cukup penting untuk bisa menggelapkan ruangan di siang hari,” katanya lagi.

Wu sendiri mulai menyukai dunia hotel sejak kecil karena sering diajak orang tuanya bepergian. Setelah menamatkan gelar sarjana Keuangan dan Ekonomi dari Universitas Shanghai, ia bekerja sebagai tenaga pemasaran di hotel.

Hingga saat ini Wu setidaknya sudah mereview 400 hotel, beberapa diantaranya berada di luar negerinya. Setengah dari jumlah tersebut adalah hotel berbintang 5.

Sejumlah hotel menerima baik saran Wu. Ia mengatakan bahwa Hotel Sheraton di Chuzhou di propinsi Anhui, China Timur bahkan menata ulang lampu di kamar berkat masukan dari Wu.

Qunar mengganti segala biaya hotel para tester, tetapi tidak memberikan honor tambahan. Akan tetapi Wu menggunakan media sosial WeChat sejak Februari 2016 dan popularitasnya sebagai penguji (reviewer) menarik banyak pengikut (subscriber). Pengikutnya terus berkembang lebih 40.000 orang saat ini.

Dari akun media sosial berdatanganlah rezeki dari pihak hotel yang mengajaknya bekerjasama. Namun Wu enggan membuka berapa jumlah uang yang diterimanya dari pihak hotel. Ia hanya mengatakan bahwa ada banyak hotel yang juga memberinya kupon menginap.

Dengan semakin banyaknya angka penderita gangguan tidur, keberadaan para sleep tester seperti Wu menunjukkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan kualitas tidur, termasuk di lakangan muda,” tandas Tang Xiangdong.

Bagi para travel blogger, sleep tester bisa menjadi bagian asyik dari perjalanan Anda. Tertarik mencoba?

(Xinhua. Pict: Miravalresort)

 

 

Anda punya masukan, informasi atau komentar? Sampaikan di sini..